Perlu Sanksi Keras Pelaku Kampanye Hitam
Bawaslu harus mencermati black campaign (kampanye hitam) yang marak akhir-akhir ini. Masyarakat Indonesia ini unik, calon yang dalam posisi didlolimi itu bisa mengundang simpati.Makanya tim suksesnya berusaha menjadikan calonnya dalam posisi yang didlolimi. Ini harus hati-hati. Tidak semata-mata bahwa black campaign seringkali dilakukan oleh pihak lain , tetapi dilakukan oleh diri sendiri agar masyarakat bersimpati.
“ Ini harus betul-betul diwaspadai agar kampanye hitam, jangan sampai digunakan untuk mendapatkan dukungan, di sisi lain merugikan pihak lain. Bawaslu harus memberi sanksi yang keras,” tandas Wakil Ketua Komisi II DPR Abdul Hakam Naja kepada Parlementaria baru-baru di Jakarta.
Mencermati perkembangan persaingan dua pasang capres sekarang ini, Hakam Naja mengatakan partisipasin masyarakat akan meningkat dibanding pemilu legislatif yang lalu. Masalahnya, pilihan masyarakat sudah jelas dengan ditetapkannya dua pasang capres-cawapres pada pemilu Presiden tanggal 9 Juli yang akan datang.
Masyarakat lanjut Hakam Naja, juga akan lebih simple dengan hanya dua pasangan capres-cawapres. Selanjutnya, masyarakat sudah mulai menimbang-nimbang apakah calon nomor satu atau nomor dua, meski masih ada dari kelompok swing voters (masa mengambang) yang belum menentukan pilihannya.
Menurut Pimpinan Komisi yang membidangi pemerintahan dan pemilu ini, masa mengambang ini sangat menentukan. Sementara ini, katanya, kalau masa mengambang sebanyak 40% maka untuk sementara berdasarkan survey pemenangnya adalah swing voters tersebut.
“ Mudah-mudahan angka partisipasi pemilih semakin bergerak naik , dan golputnya menurun. Tetapi siapapun pemenangnya, kita berharap Indonesia akan lebih maju, lebih sejahtera dan kita akan mempunyai pemimpin yang menjadi kebanggan seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Hakam Naja. (mp), foto : naefurodjie/parle/hr.