Sumber Panas Bumi Banyak di Hutan
Sumber Panas Bumi Indonesia banyak terdapat di hutan konservasi, hutan produksi, dan hutan lindung. Tidak mudah mengeksplorasi sumber panas bumi di tengah hutan, selain menyangkut perizinan yang ketat, juga menyangkut pelestarian ekosistem hutan.
Demikian terungkap dalam pertemuan Komisi VII DPR dengan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Brastagi, Sumatera Utara, Jumat (20/6). Dari data yang disampaikan PT. PGE, sumber potensial panas bumi di hutan konservasi mencapai 16%, hutan lindung 18,7%, dan hutan produksi 16,7%. Wilayah Sumatera merupakan yang terbanyak lokasi sumber energi panas buminya, yaitu mencapai 90 lokasi. Disusul Jawa 71 lokasi, dan Bali-Nusa Tenggara 28 lokasi.
Pansus DPR sendiri sedang menyusun RUU Panas Bumi yang rencananya akan disahkan tahun ini. Pasal-pasal krusial yang masih dipertanyakan PT. PGE terutama menyangkut kegiatan pertambangan panas bumi di kawasan hutan, perizinan, dan kegiatan eksploitasi. PT. PGE telah beroperasi di Sibayak sejak 15 Januari 1996. Kontraknya sudah diperbarui pada 8 Desember 2003. Dan PT. PGE sebenarnya tidak termasuk pemegang izin panas bumi. Ia hanya kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi.
Komisi VII DPR RI mendapat banyak informasi penting soal pemanfaatan panas bumi untuk energi listrik. Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII ini dipimpin Jhonny Allen Marbun (F-PD). Anggota Komisi VII yang mengikuti kunjungan kerja spesifik tersebut adalah Muhammad Idris Luthfi (F-PKS), Saifudin Donodjoyo (F-Gerindra), dan Hery Lontung Siregar (F-Hanura).
Menurut Jhonny Allen, pemanfaatan sumber panas bumi sebagai energi di Indonesia, baru 4% dari total 40% sumber panas bumi nasional. Di Sibayak, misalnya, sumber panas bumi yang coba digarap oleh PT. PGE terdiri dari 8 proyek panas bumi (geothermal). Saat meninjau ke Sibayak, Brastagi, Kabupaten Karo, Sumut, Komisi VII melihat langsung Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Sibayak yang dikelola PT. PGE.
Di Sibayak sendiri cadangan yang terbukti menjadi sumber panas bumi sebesar 18 MWe. Yang baru termanfaatkan 10 MW. Di sini ada 4 sumur produksi, 5 sumur reinjeksi, dan 1 sumur monitoring. Untuk pemipaan sudah dilakukan sepanjang kurang lebih 2 km di sumur produksi. Sementara di sumur injeksi pemipaan sudah terpasang kurang lebih 0,5 km. (mh), foto : m. husein/parle/hr.