Keberadan Artis Bawa Virus Positif di Dewan
Anggota DPR dari F-PG Tantowi Yahya mengatakan, keberadaan artis yang lolos ke senayan diharapkan dapat memberikan warna lain di lembaga legislatif. "Kami ingin keberadaan kami sebagai artis dapat menjadi virus positif dalam memberikan warna guna meningkatkan citra dewan yang terpuruk,"kata Tantowi saat mengadakan konferensi Pers di Gedung Nusantara III, Rabu, (14/10). Pada kesempatan tersebut Tantowi didampingi oleh Theresia "Tere"EE Pardede dari FPD, dan penyanyi senior Tetty Kadi Bawono dari FPG.
Menurut Tantowi, citra tersebut nantinya dapat terlihat dari keseriusan, tingkat disiplin dan komitmen tinggi para artis dalam menyampaikan aspirasi rakyat. "keberadaan para artis ini dipilih oleh rakyat sebagai tempat keluh kesah selain itu sebagai wakil Partai kita juga dituntut untuk menyeimbangkan antara kepentingan rakyat dan Parpol,"katanya.
Dia menambahkan, profesi artis sebagai entrypoint dalam berjuang untuk kepentingan rakyat di Parlemen. "Meskipun kita wakil rakyat kita tidak berbeda dengan wakil rakyat lainnya,"paparnya.
Sementara Tetty Kadi menjelaskan, dirinya merupakan pemula sebagai politisi di tingkat pusat meskipun dirinya sudah aktif berpolitik selama 12 tahun di Propinsi Jabar. "Sebagai artis kita harus dapat melepaskan atribut keartisan saat menjadi anggota Dewan,"terang wakil rakyat dari Jabar VIII ini.
Menurut Tetty, sebagai proses pembelajaran dirinya selalu mengikuti perkembangan politik nasional melalui media massa. "Makanan pagi kita adalah membaca koran untuk melihat perkembangan saat ini,"terangnya.
Tere menambahkan, keberadaan artis di DPR diharapkan dapat memberikan transfusi atau darah segar dengan spirit besar sehingga dapat menjadi corong publik. "Seperti pesan lagu iwan fals wakil rakyat jangan tidur,"ujarnya.
Dia mengatakan, prinsipnya di DPR para artis hadir dengan semangat jadi siapapun yang memiliki hak politik dapat memperjuangkan ideologisnya dengan mengedepankan idealisme diri.
Jaga citra dewan
Tantowi mengatakan, aktifitas menyanyi dan kemunculan di berbagai media massa itu kembali ke dirinya masing-masing, namun artis tersebut harus sadar dan memiliki rem, artinya jangan sampai merendahkan profesinya sebagai wakil rakyat. "Nyanyi itu bukan sekedar mencari uang tetapi itu merupakan ekspresi hati,"terangnya.
Setelah Komisi terbentuk nanti, Tantowi mengharapkan dirinya dapat bergabung didalam Komisi I atau Komisi X. "Untuk Komisi I adanya masalah mendasar yang harus diselesaikan khususnya mengenai status RRI dan TVRI apakah ingin dikembalikan sebagai lembaga pemerintah atau lembaga pelayanan Publik,"katanya.
Menurutnya, lembaga pelayanan publik membutuhkan anggaran besar sementara untuk membiaya pengeluarannya TVRI dapat melalui iuran maupun iklan. "Untuk iklan tidak memungkinkan karena pengiklan selalu melihat program-program dan rating di stasiun tersebut sementara partisipasi masyarakat melalui iuran minim sekali,"terangnya.
Sementara di Komisi X, masih adanya UU yang belum memiliki Perpunya. "Seperti UU Perpusnas yang sudah diundangkan namun Perpu masih belum ada, selain itu, UU No.4 Tahun 1990 merupakan UU tentang karya cetak dan rekam, yang dibuat sebelum era otonomi daerah belum dimasukkan unsur kabupaten maupun propinsi,"jelas Tantowi. (si/foto :doe)