KOMISI V TANYAKAN KESIAPAN DEPHUB MENJELANG NATAL DAN TAHUN BARU
Komisi V DPR RI menanyakan kepada Dirjen-dirjen Departemen Perhubungan, kesiapan jajarannya dalam menghadapi Liburan Natal dan Tahun Baru mendatang.
Pertanyaaan ini menjadi agenda utama Komisi V DPR saat rapat dengar pendapat dengan jajaran eselon I Departemen Perhubungan, Selasa (24/11) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V H. Mulyadi (F-PD).
Mulyadi mengatakan, pada prinsipnya ada beberapa aspek yang harus dipatuhi terkait dengan angkutan kita, yaitu aspek pelayanan terkait dengan sarana transportasi, aspek keamanan terkait dengan kelaikan transpotasi, dan aspek kenyamanan terkait dengan kualitas dari sarana transportasi itu sendiri.
Dia menambahkan, meningkatnya jumlah penumpang baik di darat, laut maupun udara menjelang libur Natal dan Tahun Baru tentunya jauh-jauh hari harus diantisipasi sebelumnya.
Untuk itu, Komisi V DPR menanyakan kondisi jalan di seluruh Indonesia, kesiapan pelabuhan, kereta api dan pesawat udara dalam menghadapi membludaknya penumpang.
Seperti dikatakan Syahfan Badri Sampurno anggota dari F-PKS, penyebab terjadinya kemacetan di jalur Pantura, salah satunya diakibatkan banyaknya truk-truk yang bermuatan lebih dari kapasitas. Sehingga truk tersebut tidak dapat berjalan kencang dan menimbulkan kemacetan panjang.
Seharusnya, kata Syahfan, kemacetan ini dapat diantisipasi jika aparat yang bertugas di lapangan tegas memberikan sanksi bagi kendaraan pengangkut yang kelebihan muatan.
Sementara, Akbar Faizal anggota dari Fraksi Partai Hanura mempersoalkan kualitas dari seluruh Bandar udara di seluruh tanah air . Menurutnya, mayoritas bandar udara kita landasan picunya kurang memenuhi syarat, hanya beberapa Bandar udara saja yang telah memenuhi syarat.
Sehingga, kata Akbar, saat terjadi musim hujan seperti sekarang ini, saat pesawat akan mendarat pilot tidak berani karena landasan tersebut tergenang air.
Terjadinya musibah kapal Dumai Ekspres 10 yang tenggelam di Selat Durian, perairan Hiu Kecil Tanjung Sekodi, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada Minggu pagi (22/11) menambah keprihatinan yang mendalam terhadap transportasi kita.
Anggota F-PPP Epyardi Asda menegaskan, jika prosedur dilalui dengan baik, musibah itu tentunya tidak akan terjadi. Seperti di Pelabuhan Batam karut marutnya transportasi laut sungguh luar biasa.
Menurut Apyardi, hal ini terjadi karena tidak adanya kontrol yang dilakukan Administrasi pelabuhan setempat.
Dia mengatakan, sudah bukan rahasia lagi jika kapal berlayar dengan kapasitas yang berlebih dari persyaratan yang ditentukan, dan kapal tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan tetapi mendapatkan Surat Persetujuan Ijin Berlayar (SPIB). Hal ini tentunya harus ditertibkan dan Komisi V harus aktif melakukan fungsi pengawasan. Untuk itu, dia sangat mendukung rencana Komisi V untuk segera membentuk Panja Keselamatan Transportasi.
Pada kesempatan tersebut Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Departemen Perhubungan Suwandi Saputro mengatakan, Pemerintah telah melakukan persiapan angkutan menjelang Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat yaitu Departemen Pekerjaan Umum, Kepolisian dan Pemda (Dinas Perhubungan).
Selain itu, juga melakukan koordinasi tingkat daerah untuk kesiapan prasarana (terminal), peningkatan kelaikan jalan serta antisipasi lokasi-lokasi wisata.
Suwandi menambahkan, pelaksanaan Posko Pusat dan daerah (khusus pulau jawa) dilakukan selama 12 hari dari tanggal 23 Desember 2009 sampai dengan 4 Januari 2010 dari pukul 08.00-20.00 WIB.
Adapun potensi armada angkutan jalan tahun 2009 adalah 34.458 bus dengan kesiapan armada 30.922 bus (90%). Sedangkan kapasitas penumpang angkutan jalan tahun 2009 adalah sebesar 14.895.000 penumpang.
Sementara wakil dari Bina Marga Taufik mengatakan, lonjakan pada libur Natal dan Tahun Baru tentunya tidak seperti pada saat Lebaran. Pada tahun 2008 lonjakan itu hanya mencapai 30 persen, sedangkan saat menjelang Hari Raya Idul fitri mencapai 300 persen.
Namun dalam hal ini, Bina Marga jauh-jauh hari berusaha untuk menyelesaikan proyek perbaikan jalan dan direncanakan pekerjaan tahunan paling lambat dapat diselesaikan pada tanggal 20 Desember.
Untuk jalur Pantura kondisi jalan relatif baik, khusus jalan di Kudus masih tersisa 4 km yang dalam kondisi rusak. Jalan di Jambi dan Sumatera Selatan juga relatif baik.
Menurut Taufik, jalur yang perlu diwaspadai adalah Lubuk Selasih Sumatera Barat dalam kondisi rusak, karena badan jalan longsor . Dalam hal ini, pihak Bina Marga tetap melakukan upaya agar bisa dilalui, karena untuk memperbaiki jalan tersebut memerlukan anggaran yang cukup besar.
Kondisi jalan lain yang perlu diwaspadai adalah Bengkulu, dimana sepanjang pantai kondisi jalannya tidak terlalu baik, dan beberapa ruas jalan di Lampung tepatnya di lintas barat, meskipun bisa dilalui namun rawan terjadi longsor.
Daerah lain yang perlu mendapat perhatian adalah Makale Sulawesi selatan, dimana pada daerah tersebut kondisi jalan terputus sepanjang 17 km. Sampai sejauh ini Bina Marga memang belum dapat memfungsikan dengan baik, hanya motor saja yang baru dapat melalui jalan tersebut. (tt)