Daya Beli Masyarakat Menurun
Kenaikan bahan pangan menjelang puasa mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat ditambah lagi dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang membebani masyarakat. Kenaikan bahan-bahan pangan bukan hanya menurunkan jumlah pembeli namun berdampak pada daya beli, masyarakat biasanya membeli cabai sebanyak 1 kg namun setelah kenaikan pembelian dikurangi menjadi ½ kg hingga 3/4 kg.
Wakil Ketua Komisi VI Azam Azman Natawijaya saat memimpin sidak ke Pasar Grogol Kamis (11/6) mengatakan, kenaikan bahan pangan mengakibatkan jumlah pembeli konsumsi rumah tangga menurun, baik jumlahnya maupun volume barang.
Terkait kenaikan beberapa bahan pokok Komisi VI berencana akan memanggil Menteri Perdagangan untuk menanyakan apakah kenaikan tersebut masih dalam batas-batas kewajaran. Yang terpenting, kata Azam, bukan pada menstabilkan harga-harga bahan pangan namun bagaimana pemerintah mampu meningkatkan daya beli masyarakat sehingga kenaikan tidak akan berdampak pada akan daya beli masyarakat. “Jika daya beli masyarakat kuat maka harga seberapu pasti akan dibeli masyarakat,” ungkap Azam.
Menurutnya, terkait dengan peningkatan daya beli masyarakat pihaknya akan membicarakan dengan pemerintah bagaimana meningkatkan daya beli tersebut. Ia menegaskan kembali bahwa domain meningkatkan daya beli masyarakat itu tanggungjawab dari pemerintah. Walaupun rata-rata kenaikan bahan pangan hanya kisaran 30 % namun demand (permintaan) naik hingga 50 %.
Azam Azman mengingatkan pemerintah saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terdepresiasi dan menembus angka Rp13.400,00 jangan sampai dolar tersebut mencapai Rp15.00,00. “ Kita harapkan dolar segera menurun karena berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Pemerintah jangan menganggap sederhana atas melemahnya rupiah. Kewajiban pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Azam menegaskan. (skr)/foto:iwan armanias/parle/iw.