Draft Usulan Indonesia tentang Terorisme Disetujui Dengan Catatan

08-12-2009 / B.K.S.A.P.



Ketua BKSAP Hidayat Nurwahid mengatakan, draft Indonesia mengenai terorisme secara prinsip tidak ada penolakan dari peserta delegasi. Mereka menginginkan proporsal Indonesia mencantumkan secara detail definisi tentang terorisme. “Mereka khawatir apabila tidak detail jangan-jangan nanti para pejuang Palestina atau mereka yang membela bangsanya dari penjajah asing dianggap terorisme,”Papar Hidayat seusai acara Sidang komisi Politik APA, di Bandung, Selasa, (8/12). 


Menurut Hidayat, persepsi pers barat seringkali mengeneralisasi terorisme disamakan dengan para pejuang kemerdekaan. “Ini banyak yang ditolak oleh para delegasi,”tegasnya. 

Hidayat menilai, pada intinya secara prinsip, para delegasi Parlemen Asia menerima namun dengan catatan resolusi yang muncul nanti tidak menimbulkan multitafsir. “hendaknya akan dibahas dengan mendetail lagi pada pertemuan akan datang,”katanya.


Menurut Hidayat, awalnya Parlemen Singapura dan Rusia menolak draft usulan Indonesia tentang terorisme tetapi pada akhirnya menyetujui dengan catatan draft tersebut harus disempurnakan lebih mendetail.  


Dia menambahkan, seluruh parlemen memiliki prinsip dan niat yang sama yaitu bersama-sama melawan terorisme diantaranya dengan menciptakan parlemen yang berkualitas dalam menghadirkan kehidupan demokrasi di belahan negara Asia. 


Pada sidang tersebut, Hidayat mengatakan, parlemen Indonesia menekankan kepada anggota parlemen lainnya bahwa draft usulan Indonesia tidak akan berdampak kepada para pejuang. Melihat kondisi Indonesia masa lalu, papar Hidayat, bangsa Indonesia telah berjuang melawan penjajah selama 350 tahun sementara Palestina baru 61 tahun. “Artinya Saya katakan jika dikaitkan dengan perlawanan terorisme dan juga perlawanan penjajah, pengalaman dijajah Indonesia itu lebih panjang dibandingkan dengan pengalamannya palestina, dan bahwa perjuangan bangsa Indonesia melawan pejajah demikian heroiknya, seperti cerita kepahlawanan Muhammad toha,”tandasnya. 


Saat itu, terang Hidayat, Muhammad Toha melakukan peledakan diri hingga terjadi peristiwa bandung lautan api, untuk menghargai jasa beliau namanya diabdikan menjadi sebuah jalan di Kota Bandung. “Jadi para delegasi telah saya ingatkan bahwa mustahil Indonesia memasukan pejuang sebagai teroris, intinya Indonesia tidak akan memasukan pejuang kemerdekaan sebagai kelompok teroris,”terangnya. (si,nt,tt)  


BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...