Parlemen Palestina Minta Deklarasi soal Palestina diperbaiki

10-12-2009 / B.K.S.A.P.





    Delegasi Palestina awalnya menolak menandatangani deklarasi Bandung dikarenakan draft butir ketujuh tidak mencantumkan secara jelas ibukota negara Palestina, Yerusalem. Namun akhirnya mereka dapat menerima deklarasi Bandung setelah adanya perbaikian redaksi yang diusulkan Palestina.   


    Pada siaran Persnya, Deputy Speaker Parlemen Palestina Taysir Quba'a mengatakan,rakyat palestina akan terus berjuang  dari generasi ke generasi sampai terbentuknya secara resmi negara Palestina. "Tidak akan ada masa depan bagi Israel di negara kita jika Israel tidak mendapatkan dukungan resolusi internasional,"katanya.


    Menurut Taysir, terdapat 11 ribu rakyat palestina menjadi tahanan israel termasuk juga 10 anggota parlemen Palestina. "Israel akan terus menerus melakukan pendudukan seperti di West Bank dan di sekitar Arab Yerusalem,"tandasnya.


    Dia menambahkan, Israel menolak penerapan resolusi yang di hasilan PBB dan perjanjian bilateral antara Palestina dan Israel. "Terdapat lebih dari 600 pos keamanan di sekitar West Bank dimana israel menempatkan tentaranya di daerah tersebut dengan mempraktikan pelanggaran HAM terhadap rakyat palestina dan mencegah pergerakan individu dan barang di wilayah tersebut,"paparnya.


    Pada kesempatan tersebut, delegasi Palestina mendukung Syria dan Lebanon melakukan perlawanan pembebasan negaranya dari pendudukan Israel."Kita mengapresiasi positif semangat rakyat palestina yang berada di jalur gaza dalam melakukan perlawanan dengan Israel,"tambahnya.    


    Menyinggung penolakan Deklrasi Bandung soal Palestina, Ketua BKSAP Hidayat Nurwahid menerangkan, Palestina memang awalnya menolak deklarasi tersebut dikarenakan kurang eksplisit butir deklarasinya. "mereka menilai perlu dijelaskan secara jelas ibukota negara Palestina, Yerusalem, setelah mendengar penjelasan sekretariat bahwa kalimat tersebut telah diperbaiki namun dokumen yang dibagikan masih draft lama,"katanya.


    Menurut Hidayat, dirinya telah menjelaskan kepada pihak Palestina dan akhirnya mereka sepakat akan menandatangani deklarasi dengan draft yang telah dikoreksi. "Pada kesempatan itu Syria juga meminta perbaikian kalimat 'liberating Golan Highs dan Sheba Farms' diperjelas dengan menyebutkan dataran tinggi Golan berada di Syria dan Sheeba di Lebanon, itu semua akan diperbaiki juga,"terangnya.


    Dia menambahkan, secara prinsip tidak ada negara yang menolak Deklarasi Bandung dan resolusi yang ada, termasuk Rusia, Korsel dan Palestina telah diselesaikan dengan melakukan komunikasi intensif.(si,nt,tt)

 

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...