DPR RI Minta Dukungan Politik Uzbekistan di PUIC
DPR RI meminta dukungan politik dari Uzbekistan untuk menjadi Presiden The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Organisasi parlemen Islam yang akan diselenggarakan di Kampala, Uganda, di penghujung Januari 2010.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie saat menerima Duta besar Uzbekistan Shavkat Jamolov di Gedung Nusantara II, Selasa (15/12).
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) Mahmud Erol Kilic secara terbuka saat pembicaraan bilateral pada sidang Asian Parliamentary Assembly (APA), Bandung, mengharapkan Indonesia dapat menjabat Presiden PUIC periode berikutnya yang direncanakan berlangsung di Uganda.
Saingan terdekat Indonesia untuk jabatan Presiden PUIC datang dari Iran, yang berusaha menggolkan wakilnya Ari Larijani untuk posisi Presiden PUIC.
Pada pertemuan tersebut, selain membicarakan mengenai harapan Indonesia untuk menjadi Pemimpin PUIC, Marzuki Alie juga meminta adanya peningkatan kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Uzbekistan.
Sementara Noura Dian Hartarony (F-Gerindra) mengharapkan adanya peningkatan kerjasama khususnya di bidang pendidikan. "kita menginginkan adanya pertukaran pelajar antara kedua negara selain itu, perlu dibukanya jalur penerbangan antara kedua negara sehingga dapat meningkatkan industri pariwisata,"tandasnya.
Anggota Komisi I DPR Helmy Fauzy (FPDIP) mengatakan, dalam meningkatkan alternatif kapasitas alutsista TNI, perlu dibangun kerjasama dari negara pecahan Uni Sovyet seperti Uzbekistan. "Bahkan sekarang Indonesia sudah dapat memproduksi Alutsista karena itu perlu adanya peningkatan kerjasama di bidang pertahanan,"paparnya.
Duta besar uzbekistan Shavkat Jamolov mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah mendukung dan mengakui kemerdekaan Uzbekistan. "Negara Uzbekistan menyatakan terima kasih atas dukungan Indonesia sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Uzbekistan 28 desember 1991 lalu,"paparnya.
Wakil Ketua DPR RI Marwoto Mitrohardjono mengatakan, Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Uzbekistan pada tahun 1994 sementara, Uzbekistan telah membuka hubungan diplomatik dengan mengirimkan Dubesnya pada tahun 1992. "Hubungan perdagangan masih kecil karena itu mari kita bersama-sama kembangkan potensi kerjasama ekonomi antar kedua negara,"ujarnya. (si/as)