Pasar Tradisional Perlu Kembali Digalakkan
Pasar tradisional begitu penting sebagai sentrum aktivitas ekonomi rakyat. Pasar tradisonal juga bisa menjadi cermin daya beli masyarakat kecil. Untuk itu, keberadaannya perlu digalakkan secara masif. Revitalisasi pasar tradisional menjadi keniscayaan untuk segera dilakukan.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani (dapil Jateng V) di hadapan rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Senin malam (28/9). “Keberadaan pasar tradisional saat ini semakin tertekan. Ini akibat menjamurnya pasar-pasar modern. Sawah menjadi mal dan itu sangat memprihatinkan.”
Menjamurnya pasar modern perlu dikendalikan, karena telah mematikan geliat ekonomi kerakyatan. Menurut Endang, Kemendag perlu memberi prioritas anggaran untuk pembangunan dan revitalisasi pasar tradisional di daerah. Dia mendukung program revitalisasi pasar tradisional tersebut, hanya saja yang perlu penjelasan, bagaimana Kemendeg secara teknis merevitaliasasi ribuan pasar di dareah selama ini.
“Pembangunan pasar-pasar modern perlu dikendalikan. Pasar modern tidak penting di daerah saya,” tandas politisi Partai Golkar ini. Pada bagian lain Endang juga menyoroti soal masih maraknya produk barang tanpa label di pasar-pasar tradisional. Produk-produk impor dari Tiongkok yang masuk ke pasar tradisional terutama dalam bentuk mainan anak, sangat mengkhawatirkan keselamatan anak-anak.
Endang mengaku senang bila Mendag mulai menggiatkan sidak ke pasar-pasar tradisional untuk mencermati harga komoditas dan melihat sendiri produk-produk yang tanpa label itu. “Ketika saya melakukan sidak ke pasar tradisional, terlihat masih banyak produk tanpa label dan yang daluwarsanya tidak dicantumkan. Banyak barang impor masuk ke pasar tradisonal Indonesia, terutama dari Tiongkok. Produknya banyak yang membahayakan anak-anak. Saya mau kok diajak sidak ke pasar tradisional, supaya bisa sama-sama melihat dari dekat ekonomi rakyat. (mh)/foto:andri/parle/iw.