TNI Harus Lebih Dicintai, Profesional dan Sejahtera
Anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir menilai upacara peringatan HUT TNI ke-70 di Cilegon, Provinsi Banten dilaksanakan dengan konsep yang berbeda. Ia mengapresiasi Panglima TNI yang telah memutuskan pengaturan panggung lebih memberikan ruang kepada rakyat yang ingin mengikuti jalannya upacara. Baginya kebijakan itu selaras dengan tema ‘Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian’.
“Menarik menyaksikan pengaturan panggung dimana rakyat dan perwira dapat berbaur dan duduk bersama memperingati ulang tahun TNI. Bahkan banyak diantara perwira dan tamu undangan justru tidak kebagian tempat duduk, berpanas-panasan, sementara rakyat menempati panggung utama yang teduh dan nyaman,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/15).
Terkait tantangan ke depan politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini menilai penting bagi TNI untuk membangun kemandirian alutsistanya sehingga dapat menjadikan NKRI semakin kokoh, lebih disegani, lebih bermartabat dan berwibawa di mata internasional.
Pemenuhan alutsista sesuai standar yang memenuhi kebutuhan pokok minimum atau Minimum Essential Forces (MEF). Program pemenuhan MEF adalah program yang telah dicanangkan Presiden SBY sejak tahun 2005 yang terdiri dari beberapa renstra. Saat ini MEF telah memasuki renstra tahap ketiga dan sudah lebih separuh jalan.
“Kebijakan program pemenuhan MEF ini wajib kita lanjutkan karena akan menjadikan TNI memiliki efek deterrent dan disegani pihak lain. Harus diingat keberhasilan dalam dunia diplomasi juga sangat ditentukan oleh kekuataan militer,” ujar lulusan AKABRI angkatan tahun 1973 ini.
Tuntutan lain bagi profesionalisme TNI adalah persoalan kesejahteraan. Darizal meminta agar pemerintah meningkatkan dana-dana operasional maupun tugas TNI lainnya, serta juga tambahan bagi uang lauk pauk. Perhatian yang besar dari negara kepada para prajurit akan memompa semangat prajurit dalam membela dan mempertahankan NKRI serta menjauhkan mereka dari kegiatan-kegiatan bisnis ilegal seperti beking usaha gelap dan melanggar hukum.
“Prioritas perhatian harus diberikan kepada para prajurit yang tengah menjalankan tugasnya jauh disana di wilayah terdepan dan terpencil”, sambung wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumbar I ini.
Demikian juga untuk perumahan. Masih banyak prajurit yang rumahnya ngontrak atau masih nebeng ke orang tua dan lokasinya sangat jauh dari markas. Pembangunan rumah dinas bagi TNI sangat penting karena ketika terjadi keadaan mendesak atau tugas dadakan, prajurit dapat dengan mudah dimobilisasi.
Tidak kalah penting menurutnya profesionalisme juga harus didukung oleh kualitas sumber daya manusia. Ia meminta pemerintah memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar bagi para prajurit untuk meningkatkan skill dan knowledgenya melalui beragam pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun luar negeri serta melengkapi sarana prasana pendidikan yang ada di dalam negeri.
“Sehebat apapun alutsista, jika user-nya tidak memiliki kualifikasi yang baik maka akan sia-sia. Bukan senjatanya, tapi orang di belakang senjata”, tegas Darizal. (iky)