FUNGSI PENGAWASAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KURANG OPTIMAL
Masih banyaknya kasus perburuhan di Indonesia diakibatkan oleh kurang optimalnya fungsi pengawasan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans).
Demikian pendapat Anggota Komisi IX DPR Abdul Aziz Suseno dari Fraksi PKS dalam RDP Komisi IX dengan Eselon I Kementerian Nakertrans yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX Irgan Chairul Mahfiz, Kamis (14/1)
Peran Kementerian Nakertrans terhadap permasalahan tenaga kerja baik yang terjadi di perusahaan BUMN maupun swasta menurut Abdul Aziz Suseno kurang optimal.
“Sehingga permasalahan ini selalu terus terjadi dan koordinasi antar Dirjen termasuk dalam pengawasan yang dilakukan kurang optimal”, terangnya.
Dijelaskan oleh Abdul Aziz Suseno, bahwa banyak sekali di daerah Kabupaten yang kurang sinergi antara pusat dan daerah. “Tenaga pengawas di daerah banyak dipindah diganti oleh personil yang bukan dari Kementeria Nakertrans sehingga mereka kurang paham tentang UU Ketenagakerjaan dan lain sebagainya, oleh karenanya masalah tenaga pengawas harus mendapat perhatian”, tambahnya.
Sependapat dengan Abdul Aziz Suseno, Anggota Komisi IX dari Fraksi PKS Chairul Anwar, bahwa perlu menjadi perhatian kita bagaimana tenaga pengawas sebagai garda terdepan bisa melaksanakan tugasnya.
“Karena tenaga pengawas di lapangan rata-rata tidak mengerti masalah pengawasan tenaga kerja, tidak tahu UU dan bukan orang yang tahu masalah ketenagakerjaan”, tegasnya.
Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Demokrat Dhiana Anwar menyayangkan perangkat Kementerian Nakertrans di lapangan khususnya tenaga pengawas tidak berbuat apapun terhadap masalah hubungan industrial. Tidak akan banyak terjadi PHK apabila tenaga pengawas bekerja dengan benar.
“Menurut pendapat saya, kunci kegagalan Kementerian Nakertrans terletak di bidang pengawasan. Ironisnya bidang pengawasan kelebihan anggaran, namun anggaran bidang pengawasan tidak terserap seluruhnya”, tegas Dhiana.
Dhiana mempertanyakan mengapa sampai tidak terserap, “apakah Kementerian Nakertrans menganggap bidang pengawasan tidak penting”, tanya Dhiana.
“Kami menghimbau agar masalah pengawasan ini dibenahi. Karena anggaran sudah banyak namun hasilnya tidak memadai” tambahnya. (sc)