Fungsi Pengawasan Masih Lemah
Ketua Komisi VI DPR, Hafisz Tohir menilai, fungsi pengawasan untuk keamanan bagasi penumpang masih lemah. Hal ini terkait pencurian bagasi penumpang yang terjadi di beberapa bandara di Indonesia, yang baru-baru ini meresahkan masyarakat.
“Kita memang lemah di pengawasan, saat pelaksanaan handling control bagasi itu. Ada yang resleting tasnya dibuka, sehingga dengan mudahnya mengambil barang-barang penumpang. Bahkan ada juga yang dibuka paksa, kemudian barang-barangnya hilang,” sesal Hafisz, di Gedung Nusantara II, Senin (11/01/2016).
Hafisz mengatakan, penanganan bagasi itu dilaksanakan oleh kargo, dimana sudah ditenderkan oleh Angkasa Pura. Sehingga, Angkasa Pura hanya berperan sebagai pelaksana pengawas, bukan pelaksana teknisnya. Badan-badan swasta berperan sebagai pelaksana dari pekerjaan kargo.
“Padahal kan semua daerah-daerah kritis di bandara itu sudah dipasang CCTV. Sebetulnya mudah bagi aparat, melihat modus operandinya seperti apa. Apakah ini murni kriminal biasa, atau memang ini kriminal yang terencana, yang berakibat meresahkan masyarakat. Kalau saya melihat dengan bertubi-tubinya laporan, artinya ini sudah terencana,” analisa Hafisz.
Politisi F-PAN ini menilai, jika ini merupakan kejahatan terencana, berarti ada pengawas dan aparat yang terlibat. Seharusnya, pihak kepolisian harus ikut turun tangan.
“Terlepas itu siapa pelakunya, harus diselesaikan. Bahkan, jika Angkasa Pura yang melanggar, itu harus kita selesaikan,” tegas Hafisz.
Sementara soal terkait rencana otomatisasi dalam penanganan bagasi penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Hafisz berharap hal ini dapat mengurangi human error.
“Kalau otomatisasi digunakan, potensi human error akan berkurang. Pencurian ini dilakukan oleh tangan manusia, bukan oleh alat mesin. Sehingga untuk mengurangi human error itu, salah satunya dengan otomatisasi itu,” kata Hafisz.
Politisi asal dapil Sumsel ini berjanji, dalam masa persidangan ini akan segera memanggil Angkasa Pura, karena permasalahan yang sudah sangat meresahkan masyarakat ini. (sf) Foto: Naefuroji/parle/od