BUMN Energi Diminta Jamin Energi Listrik dan BBM di Yogya
Komisi VI DPR RI mengharapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Energi berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dengan meningkatkan pelayanan, penjaminan stok energi listrik maupun BBM.
Wakil Ketua Komisi VI Dodi Alex Noerdin mengatakan BUMN Energi harus memastikan bahwa masyarakat mendapatkan secara adil dan merata energi listrik maupun BBM. Namun agar peran tersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus dikelola berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara konsisten dan berkesinambungan.
“Energi berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan meningkatkan pelayanan, penjaminan stok energi baik itu listrik maupun BBM,”katanya saat memimpin Tim Komisi VI mengadakan pertemuan dengan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT. Pertamina perwakilan Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Dodi, kebutuhan energi Indonesia akan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya wilayah hunian dan industri di Indonesia. Dengan konsumsi listrik di Indonesia yang begitu besar, maka bahan bakar yang dibutuhkan akan ikut bertambah. Sementara itu, sebagian besar pembangkit yang digunakan di Indonesia merupakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak dapat diperbaharui.
“Dalam menanggulangi masalah ini, pemadaman listrik secara bergilir untuk penghematan daya menjadi solusi efektif yang diberikan oleh pemerintah. Namun solusi ini dipandang kurang tepat karena bersifat merugikan konsumen terutama pada industri rumah tangga dan hunian. Di sinilah kemudian muncul kesadaran akan peran dari energi baru dan terbarukan,” tandasnya.
Provinsi DI Yogyakarta telah melaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) oleh PT. UPC Yogyakarta Bayu Energi di Pesisir Selatan Kabupaten Bantul. Proyek PLTB ini akan menghasilkan kapasitas terpasang sebesar 50 Mega Watt (MW). Dengan estimasi 1 MW pembangkitan listrik dapat memenuhi kebutuhan listrik 1.000 rumah (rata-rata 1.000 watt/rumah) total PLTB ini akan membangkitkan listrik bagi 50.000 rumah.
“Selain bermanfaat sebagai pemasok kebutuhan listrik bagi masyarakat, pembangunan PLTB ini akan memicu berbagai hal seperti menjadi pusat pengembangan ekonomi baru, menambah tata guna lahan yang akan memberikan manfaat bagi pengguna lahan saat ini, menjadi tujuan wisata yang unik yang akan menjadikan Kabupaten Bantul dan DIY sebagai pusat eco-pariwisata dan pusat pendidikan energi bersih dan terbarukan di Indonesia,” paparnya.
Pemanfaatan energi baru terbarukan ini menjadi penting mengingat bahwa hingga akhir 2015, sebanyak 238 dari total 5000-an dusun di DI Yogyakarta belum dapat menikmati aliran listrik. Rasio elektrifikasi di DI Yogyakarta per Juni 2015 yakni 86,28. Rasio ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2014 sebesar 82,62 dan tahun 2013 sebesar 80,55.
Terkait pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) telah memasarkan Pertalite di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berimbas pada penurunan konsumsi BBM Premium. “Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini di wilayah Jawa Tengah dan DIY sudah ada kurang lebih 170 SPBU yang menyediakan Pertalite. Jumlah ini masih akan terus meningkat,”paparnya. (as), foto : agung/hr.