Komisi I Kritik Program LPP RRI
Anggota Komisi I Evita Nursanty mengkritik program siaran RRI yang seharusnya mampu bersaing dengan radio berita lainnya, sehingga menjadi lembaga berita utama yang didengar dan digemari pendengar masyarakat Indonesia.
"Carilah keistimewaan tema program siaran yang mampu menarik perhatian pendengar, karena yang kita perlukan berita peristiwa yang disiarkan mempunyai manfaatnya pendengar. Buatlah kegiatan yang interaktif dengan masyarakat, sehingga banyak minat untuk bertanya, maka pada gilirannya banyak yang mendengar. Perbanyak acara dialog interaktif maka animo pendengar akan makin banyak,” katanya dalam RDP Komisi I dengan Dirut LPP RRI dan Dewan Pengawas LPP RRI, Senin (6/6/2016), di Gedung DPR, Jakarta.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini juga mengutarakan bahwa TVRI dan RRI bersinergi dalam melakukan siaran, sehingga kedua lembaga penyiaran publik berplat merah ini lebih maksimal dalam memberikan informasi peristiwa Nusantara.
"Jika kedua lembaga penyiran seperti RRI dan TVRI saling bekerjasama dan bersinergi dapat menghasilkan peogram siaran nasional yang luar biasa," katanya.
Dalam Rapat RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I TB. Hasanuddin, tersebut terkait pembahasan pendahuluan penyusunan RKA/P-KL LPP RRI TA 2017 dan Pembahasan Usulan APBN-P LPP RRI TA 2016. TB menyampaikan bahwa LPP RRI pada tahun 2016 mendapat pagu anggaran sebesar Rp.864 Milyar. Digunakan untuk dua program yaitu program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lain LPP RRI sebesar Rp.673 M. Sementara program pengelolaan dan penyelenggaraan siaran radio publik sebesar Rp.191 M.
LPP RRI telah mengajukan usulan kebutuhan tambahan anggaran tahun 2016 sebesar Rp.377 Milyar, juga mengusulkan TA 2017 sebesar Rp.1,012 T termasuk dukungan manajemen Rp.877,6 M & pengelolaan pelaksanaan siaran Rp.135,5 M). (as), foto : agung/hr.