INDONESIA HARUS CERMATI KEDATANGAN HILLARY CLINTON
16-02-2009 /
KOMISI I
Rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Indonesia dalam waktu dekat mendapat perhatian sejumlah Anggota Komisi I DPR. Hal itu diungkap Abdillah Toha (F-PAN), Marcus Silano (F-PD) dan Tosari Widjaja (F-PPP) dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda yang dipimpin Ketua Komisi Theo L Sambuaga didampingi Sidharto Danusubroto di ruang rapat Komisi I, Senin (16/2).
Abdillah Toha yang juga Ketua BKSAP meminta supaya pemerintah lebih mengedepankan kepentingan nasional dalam pembicaraan dengan Hillary Clinton. â€Pembicaraan Indonesia-Amerika Serikat harus mengutamakan kepentingan nasional terlebih dahulu terutama dalam bidang ekonomi,†katanya.
Kedatangan Menlu Amerika Serikat yang baru dilantik ke negara-negara di kawasan Asia merupakan yang pertama kali. Sebelumnya, Menlu Amerika Serikat selalu mengawali lawatan ke luar negeri ke negara-negara di benua Eropa.
â€Hal ini supaya dapat dimanfaatkan,†ujar Abdillah Toha.
Namun demikian, ia menyatakan tidak terlalu berharap akan dampak positif yang sangat besar atas kedatangan Hillary ke Indonesia diawal pemerintahan Barack Obama. Menurutnya, saat ini Amerika Serikat lebih memperhatikan kondisi ekonomi negaranya dalam mengatasi krisis global.
â€Saya tidak terlalu optimis karena Amerika lebih memperhatikan dalam negeri,†jelasnya.
Lebih jauh, Abdillah Toha berharap kedatangan Menlu AS tersebut dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menjadi mediator penyelesaian konflik AS-Iran. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hubungan baik dengan kedua negara tersebut, sehingga diharapkan dapat menjedi mediator penyelesaian konflik.
â€Kita dapat memainkan peranan mempertemukan Amerika dengan Iran. Mungkin juga Amerika dengan Korea Utara,†katanya.
Hal senada diungkap Tosari Widjaja yang meminta supaya pemerintah Indonesia tidak didikte Amerika Serikat saat melakukan pertemuan dengan Menlu Hillary Clinton. â€Saya harap Menlu Amerika tidak mendikte kita, justru kita yang mendiktenya,†ujar Tosari.
Sementara itu Marcus Silano mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu berharap banyak atas pemerintahan Amerika Serikat dibawah Barack Obama. Menurut kabar yang didapatnya, Obama banyak tidak disukai dilingkungan Parlemen sehingga ada isu untuk menggulingkannya.
â€Jangan sampai kita sudah berharap banyak tapi justru tidak mendapat hal-hal yang diinginkan,†katanya.
Sementara itu Menlu Hasan Wirajuda dihadapan Komisi I menjelaskan pemerintahan Obama sedikit memberi dampak positif dalam hal penyelesaian konflik. Menurutnya Obama lebih mengedepankan pendekatan persuasif melalui dialog. Hal ini diharapkan dapat meredakan sejumlah ketegangan Amerika dengan beberapa negara seperti Iran.
â€Dapat meredakan ketegangan antara AS-Iran,†katanya.
Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton ke Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia dalam pertama kali lawatannnya ke luar negeri merupakan hal pertama dalam pemerintahan negara adidaya itu. Hasan menilai kunjungan itu menandakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara termasuk penting bagi Amerika.
â€Ini merupakan kunjungan pertama dan kunjungan ini saya kira menandakan perhatian yang sangat besar pemerintah Amerika Serikat terhadap kawasan Asia Pasifik,†jelasnya. (bs)