KOMISI II SULIT PUTUSKAN APBN-P BPN

13-04-2010 / KOMISI II

 

 

Komisi II sulit menerima usulan penambahan anggaran Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang diajukan dalam APBN-P 2010. Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi II dengan Sestama BPN Managam Manurung yang dipimpin Wakil Ketua Komisi Ganjar Pranowo (F-PDI Perjuangan), Selasa (13/4).

Anggota Komisi II Khatibul Umam Wiranu (F-PD) dalam pertemuan tersebut mengingatkan bahwa pada Raker DPR dengan BPN pada tanggal 1 Desember 2009 yang lalu, salah satu kesimpulan yang dihasilkan adalah upaya pemberantasan Makelar Kasus Tanah (Markus Tanah). DPR meminta agar BPN segera menyempurnakan standar operasi pertanahan tetapi sampai sekarang hal tersebut belum direalisasikan.

Lebih jauh, Khatibul menjelaskan bahwa masih banyak pertanyaan yang disampaikan Anggota Komisi II yang dijanjikan akan di jawab secara tertulis oleh BPN tetapi hingga hari ini belum ada kejelasannya. “Ini membuktikan bahwa masih buruknya niat baik BPN untuk menyelesaikan masalah yang timbul dari rapat sebelumnya,” katanya.

 Ia menambahkan, BPN dalam laporannya seolah-olah seperti menyalahkan DPR karena anggaran di blokir sehingga program-program yang sudah direncakan menjadi tidak berjalan. Khatibul pun setuju dengan anggota lainnya untuk tidak memberikan persetujuan tentang usulan APBN-P BPN.

“ Saya tidak memberi persetujuan tentang APBN-P karena kita tidak mempunyai alasan untuk menyetujui APBN-P,” tegasnya.

Hal senada diungkap Gamari Sutrisno (F-PKS). Menurutnya perincian kegiatan yang akan dilakukan BPN masih sangat melebar (global) dan kurang terperinci. Hal itu menyebabkan  tidak adanya alasan yang jelas mengenai usulan anggaran BPN.

“Jika kegiatannya kurang terperinci, masih mentah maka saya tidak setuju mengenai usulan anggaran tersebut,” ujarnya.

Anggota Komisi II lainnya, Mustokoweni Murdi (F-PG) dalam pertemuan itu menilai sulit merealisasikan APBN-P tersebut dikarenakan pengelolaan keuangan di BPN masih “amburadul” sebagaimana terdapat temuan BPK pada akhir tahun lalu.

Sementara itu, dihadapan Komisi II Sestama BPN Managam Manurung menginginkan pertambahan APBN-P BNP sebanyak Rp. 654.188.480.500.  Tetapi hal ini kurang disambut baik oleh komisi II DPR.  (ra/qq)

 

BERITA TERKAIT
Edi Oloan Dorong ATR/BPN Tingkatkan Respons Terhadap Sengketa Tanah
31-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi II DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron...
Komisi II Minta Kementerian ATR Segera Selesaikan Masalah Sertifikat dan Konflik Agraria
30-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Rapat Kerja (Raker) Komisi II DPR RI dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron...
Ketua Komisi II Minta Transparansi Sertifikat Pagar Laut Tangerang
30-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima informasi bahwa Kejaksaan Agung mulai...
LEMTARI dan MKMTI Laporkan Mafia Tanah, Komisi II Minta ATR/BPN Segera Bertindak
23-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi II DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mendengarkan pengaduan masyarakat terkait permasalahan pertanahan dari...