Komisi II Soroti Penggunaan Dana Desa di Kabupaten Badung

01-03-2017 / KOMISI II
 
 
Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang juga Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi II ke Kabupaten Badung Provinsi Bali Fandi Utomo mengatakan, persoalan dana desa merupakan persoalan instrumen dalam mendorong sistem pembangunan manusia, pembangunan lingkungan, pembangunan sarana produksi manusia di dalam lingkungannya, agar tetap berkembang atas inisiatif warga dan Kepala desanya. 
 
 
"Meskipun, kita melihat hampir 70% daerah penerima dana desa dari pemerintah pusat itu angka kemiskinannya itu belum beranjak naik. Ini sebenarnya secara nasional ada persoalan. Namun di Badung ini, bisa menjadi contoh yang menarik, tidak lagi melihat alokasi dana desa dari pemerintah pusat itu sebagai penentu yang signifikan. Pasalnya pendapatan asli daerahnya sudah cukup alokasinya untuk pembangunan di desa dan itu sudah dilakukan sebelum alokasi dana desa diberikan oleh pemerintah pusat," ungkap Politisi Fraksi Partai Demokrat tersebut. 
 
 
Untuk itu dia menyarankan kepada Bupati-Bupati lainnya untuk melihat contoh yang berkembang di Kabupaten Badung ini, mengingat yang paling dekat dengan rakyatnya adalah tentu kepala desa. Sehingga dengan alokasi dana desa itu maka persoalan kemiskinan, persoalan pengangguran, persoalan infrastruktur desa, keterisolasian dapat segera diselesaikan dengan inisiatif dari warga desa dan kepala desanya dengan sistem partisipasi. 
 
 
Anggota Tim Kunker Komisi II DPR RI Dadang S.Muchtar (F-PG) mengatakan, dengan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Badung yang mencapai 4 Triliun Rupiah, dirinya melihat efektivitas dari penyerapan dana yang digunakan untuk kepentingan pelayanan publik atau kepentingan masyarakat. 
 
 
"Kita lihat sendiri di salah satu desa,  desa Dalung satu desa memiliki anggaran sampai 14 miliar, sedangkan jumlah masyarakat miskinnya cuma 104 orang. Untuk itu kita melihat sejauh mana efektivitas penggunaan uang itu, saya kira mungkin ini satu satunya desa di Indonesia yang memiliki angaran desa rata-rata diatas 11-14 miliar. Untuk itu pula Komisi II sebagai pengawas dalam hal penyelenggaraan pemerintah,  datang kemari untuk memberikan masukan dan saran dan sebagai study banding untuk memberikan informasi ke pemerintah daerah lainnya," terang politisi Golkar ini. (ndy,mp) foto : Nadya/mr.
BERITA TERKAIT
Tunggu Arahan Presiden, Pemindahan ASN ke IKN Tidak Perlu Grasah-Grusuh
12-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ali Ahmad menegaskan pemindahan Aparatur Sipil Negara harus tunggu arahan Presiden Prabowo...
Bahtra Banong Ingatkan Hakim MK Jaga Netralitas dalam Sengketa Pilkada Serentak
09-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong, mengingatkan seluruh hakim Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menjaga netralitas...
Komisi II Siap Berkolaborasi dengan Kemendagri Susun Draf dan NA RUU Pemilu
06-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda menegaskan pihaknya siap berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam...
Perlu Norma Baru untuk Antisipasi Terlalu Banyak Pasangan Capres-Cawapres
04-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, menyebut DPR dan pemerintah akan mengakomodasi indikator pembentukan norma baru...