DPR Harap Komisioner OJK Terpilih Ciptakan Market Friendly
Komisi XI DPR RI telah memilih Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022. Pemilihan tersebut dilakukan dengan sistem voting atau perhitungan suara terbanyak.
Pada putaran pertama, Wimboh Santoso terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK dengan mengantongi 50 suara mengalahkan Sigit Pramono. Disusul dengan enam nama lainnya, yakni Nurhaidah, Tirta Segara, Riswinandi, Heru Kristiyana, Hoesen dan Ahmad Hidayat sebagai anggota Dewan Komisioner.
Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng, menilai komisioner terpilih memiliki pengalaman yang mumpuni di bidangnya dan layak menduduki posisi tersebut.
"Saya ucapkan selamat kepada pak Limbo, saya rasa dengan pengalaman dia di BI dan AMF, beliau bisa lebih berperan aktif bersama pemerintah untuk memicu pembangunan di Indonesia," ungkap Mekeng usai penetapan Komisioner OJK di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis malam (08/06/2017).
Kepada dewan komisioner terpilih, dia pun berharap, kedepan OJK dapat menciptakan kebijakan yang market friendly untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya pembangunan di pusat, tetapi juga di daerah pinggiran, khususnya kawasan timur sesuai dengan Nawacita Presiden Jokowi.
"Mereka harus bisa menarik investor ke pasar modal dan merasa nyaman di Indonesia. Tidak lagi menjadi tempat hot money, tetapi investor bisa menaruh uangnya lebih permanen di sini," jelas politisi dari F-Golkar ini.
Yang paling penting lanjut dia, harus bisa membuat market tidak membebani industri, karena sekarang masukan dari industri, pungutan yang diberikan OJK memberatkan kegiatan bisnis dan menghambat pertumbuhan industri itu sendiri.
Hal senada disampaikan anggota Komisi XI Hendrawan Supratikno, dengan berharap komisioner terpilih harus mampu menciptakan iklim yang sehat dan industri yang berdaya saing tinggi sehingga industri keuangan di Indonesia bisa bersaing di era globalisasi.
"Kesembilan komisioner ini ( 7 terpilih ditambah 2 dewan Komisioner OJK Ex-Officio dari Kemenkeu dan BI), harus kompak membentuk satu super team bukan superman atau superwoman, sehingga mampu menciptakan industri jasa keuangan yang efisien dan sehat," papar Hendrawan. (ann,mp) Foto:Andri/jk