Setjen DPR RI Gelar Orientasi Untuk Para TA
Sekjen DPR RI Achmad Djuned berharap tenaga ahli DPR RI harus mendukung (support) penuh anggota dewan. Hal tersebut diungkapkannya dalam pembukaan acara orientasi dan pembekalan tenaga ahli DPR RI di Gedung Nusantara II, Senayan Jakarta, senin (17/7/2017).
“Kehadiran tenaga ahli (TA) di lingkungan DPR RI baik itu TA anggota dewan maupun TA alat kelengkapan dewan (AKD) DPR RI sangat penting, yakni untuk mendukung atau support tugas dewan. Mengingat tidak semua anggota dewan memiliki keahlian khusus dan latar belakang sesuai dengan komisi yang di bidanginya,” ujar Djuned, begitu ia biasa disapa.
Oleh karena itu, menurutnya perlu pembekalan atau orientasi terhadap tenaga ahli terkait dengan tugas mereka ke depannya, baik tugas dewan itu sendiri maupun tugas yang menyangkut fungsi kedewanan seperti fungsi anggaran, fungsi legilasi dan fungsi pengawasan. Di sini para TA tersebut akan diberikan materi pembekalan yang akan disampaikan oleh Badan Keahlian Dewan (BKD) DPR RI.
“Keberadaan TA di DPR RI ini sangat dinamis. Setiap bulannya tidak kurang dari lima puluh TA yang keluar dan masuk. Setelah mencapai jumlah seratus orang TA yang baru masuk, maka kami merasa perlu dilakukan pembekalan terhadap mereka. Agar mereka segera beradaptasi dengan tugas dewan dan fungsi kedewanan itu sendiri. Dengan kata lain pembekalan ini kami gelar beberapa kali dalam setiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi para TA yang ada di DPR RI. Sebenarnya tidak hanya TA, anggota DPR RI pun mengikuti pembekalan di Lemhanas sebelum masuk atau dilantik secara resmi menjadi anggota DPR RI. Saat itulah anggota diberikan materi terkait fungsi substansi dan administrasi anggota dewan,” paparnya.
Pada kesempatan itu Djuned juga mengingatkan bahwa pihaknya akan sangat terbuka terhadap siapa saja yang ingin lebih lanjut belajar dan bertanya terkait fungsi dan tugasnya sebagai tenaga ahli.
Bahkan untuk lebih meningkatkan kompetensi para TA, langkah yang dilakukan Setjen DPR RI tidak hanya lewat kegiatan orientasi atau pembekalan ini saja, melainkan dengan membuat perpustakaan yang lebih representative, bahkan digelar juga diskusi-diskusi ilmiah yang bisa dihadiri oleh para tenaga ahli. (ayu/sc)/foto:jaka/iw.