Anggaran Asian Games 2018 Perlu Efisiensi
Anggota Komisi V DPR RI Henky Kurniadi mengingatkan pemerintah agar tidak jor-joran dan melakukan penghematan anggaran pelaksanaan Asian Games 2018. Ia juga menekankan penggelontoran dana untuk pesta olahraga se-Asia ini harus terkelola dengan baik. Mengingat, kondisi keuangan negara yang defisit.
Demikian disampaikannya saat Rapat Dengar Pendapat Komisi V dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017).
"Saya melihat anggaran banyak terserap di Asian Games 2018. Di sini perlu penghematan untuk Asian Games," ungkap politisi PDI-Perjuangan ini saat menyampaikan interupsinya.
Dalam sejarahnya, ia menjelaskan, tidak sedikit negara yang mengalami krisis keuangan usai menyelenggarakan perhelatan pesta olahraga. Sebut saja Yunani yang dinyatakan bangkrut tak lama setelah menggelar Olimpiade 2004. Yunani menjadi negara maju pertama yang dinyatakan tak bisa membayar utang atau default.
Tak hanya Yunani, Negara Bagian Rio De Janeiro, Brasil pun yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2016, mengalami darurat keuanga. Meskipun, Brasil sebelumnya tergabung dalam perkumpulan negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat (negara BRIC). "Jadi tidak mudah menggelar pesta olahraga seperti ini," tegas Henky.
Dia menambahkan, sebelumnya Indonesia pun pernah menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 pada tahun 1962. "Saat itu Indonesia menjadi salah satu negara kuat di Asia Tenggara, kita membeli peralatan perhelatan dan hasilnya ekonomi kurang bagus," sambungnya.
Karena itu, Henky kembali menegaskan, masih banyak prioritas utama pemerintah selain persiapan Asian Games 2018, yakni mengutamakan kesejahteraan masyarakat terlebih dahulu. Karena itu, anggaran yang sudah dialokasikan perlu efektivitas dan efisiensi.
"Kita seperlunya saja untuk berhemat, masih banyak prioritas yang lebih penting lagi. Program follow money, bukan kita bikin program terus cari uangnya. Jadi jangan sampai penghamburan keuangan secara triliunan sia-sia padahal kita membutuhkan, " tandas Henky.
Sebagaimana diketahui, sejumlah infrastruktur persiapan Asian Games 2018 masuk ke dalam Pelaksanaan Proyek Strategis Cipta Karya Tahun Anggaran 2016 - 2017, antara lain: renovasi Stadion Utama GBK (Rp 769,69 milyar) renovasi stadion renang-Aquatic GBK (Rp 274,67 milyar), renovasi lapangan hoki, lapangan panahan dan sepakbola (Rp 95,58 milyar), renovasi Istana Olahraga GBK (Rp 132,12 milyar) dan renovasi Stadion Tenis Indoor dan Outdoor GBK (Rp 92,85 milyar). (ann/sc) foto : Ojie/od.