TARGET EFA 2015 MASIH JAUH DARI HARAPAN
Perwakilan Direktur Jenderal UNESCO Gwang-Jo Kim mengatakan, untuk mencapai target Education for ALL (EFA) di tahun 2015 masih jauh dari harapan. Menurutnya, saat ini masih banyak negara-negara Asia Pasifik yang belum berada di jalur untuk memenuhi target EFA tersebut.
Demikian disampaikannya pada pembukaan Sidang Umum I Forum of Asia Pasific Parliamentarians for Education (FASPPED), Selasa (6/7) di Hotel Sultan Jakarta.
Gwang Jo mengatakan, jika tiap-tiap negara tidak berusaha keras untuk meningkatkan pendidikan, maka dalam kurun waktu lima tahun 56 juta anak akan mengalami putus sekolah. Di tahun 1999, di wilayah Asia timur dan wilayah Pacifik terdapat 6 juta anak yang tidak mengecam pendidikan sekolah dasar. Di tahun 2007 angka ini mengalami kenaikan menjadi 9 juta anak.
Menurut Gwang Jo Kim, dua tahun ini menandai tonggak penting dalam bidang pendidikan. Dari enam tujuan EFA yang terdiri dari memperluas cakupan pendidikan, menyediakan pendidikan dasar gratis untuk semua kalangan, memasyarakatkan dan membekali anak-anak dan orang dewasa dengan keterampilan yang berguna untuk kehidupan, meningkatkan tingkat melek huruf hingga 50% dan meningkatkan kualitas pendidikan akan dicapai pada tahun 2015.
Menurut Gwang Jo, dalam dua dekade terakhir ini negara-negara yang tergabung dalam FASPPED telah membuat upaya luar biasa dan telah mencatat kemajuan yang signifikan dalam memajukan pendidikan.
“Kami yakin pendidikan memainkan peran penting di masa depan dunia,” katanya. Walaupun diakuinya beberapa negara di wilayah Asia Pasifik banyak yang menghadapi tantangan ekonomi dan sosial serta bencana alam, namun banyak negara-negara yang memprioritaskan sektor pendidikan.
Sistem pendidikan juga menghadapi kendala yang serius di daerah-daerah yang berpenduduk besar sebagai akibat bencana alam yang sering terjadi dan adanya beberapa konflik yang sedang berlangsung di suatu wilayah.
Dia mencontohkan, jutaan siswa banyak yang bersekolah di suatu bangunan sekolah yang tidak aman atau bangunan tersebut dibangun tidak memenuhi standar ketahanan bencana.
Yang serius lagi, katanya, banyak sekolah-sekolah kekurangan guru yang berkualitas untuk memberikan pendidikan yang bermutu berdasarkan nilai-nilai dan praktek-praktek pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, integrasi pembangunan berkelanjutan ke dalam pendidikan merupakan sarana penting untuk memberikan keamanan, kedamaian dan kemakmuran untuk jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah itu.
Lebih jauh Gwang Jo menambahkan, tujuan EFA dapat dicapai apabila dilakukan upaya bersama-sama. Hal ini mengingat waktu yang hanya tinggal lima tahun lagi sampai dengan tanggal target pencapaian tujuan EFA.
Tidak kalah pentingnya kemauan politik dari masing-masing negara untuk mencapai tujuan EFA harus diprioritaskan oleh pemerintah. Pembuat kebijakan di masing-masing negara anggota harus mengakui bahwa pendidikan merupakan suatu investasi di masa depan. Dalam hal ini tidak bisa dipungkiri pentingnya investasi dalam modal manusia, dan dampak penting yang dimiliki terhadap perekonomian suatu negara.
Gwang Jo menegaskan, sebagai anggota parlemen dari masing-masing negara mempunyai posisi yang sangat penting bagi pembuatan kebijakan nasional. Di sini, katanya, anggota parlemen dapat langsung mempengaruhi kemajuan masing-masing negara dalam mencapai EFA maupun tujuan lain yang disepakati secara internasional.
Menurutnya, memberikan alokasi anggaran yang memadai bagi pendidikan nasional merupakan salah satu kebijakan yang sangat baik yang diambil bagi suatu negara.
Gwang Jo menambahkan, UNESCO sangat percaya pada peran penting FASPPED untuk mempromosikan pendidikan dan memberikan dorongan dinamis untuk EFA di wilayah Asia Pasifik.
Dia berharap sidang umum yang berlangsung selama dua hari ini akan menentukan visi strategis FASPPED untuk mempromosikan EFA di tingkat nasional dan regional.
“Saya percaya rencana aksi ini akan menjadi instrumen berharga untuk semua anggota parlemen dan para pengambil keputusan di masing-masing wilayah yang berusaha membuat pendidikan untuk semua menjadi kenyataan bagi semua orang,” katanya. (tt,si)Foto:doeh/parle/DS