RSUD Gunungsitoli sudah Over Capacity

30-10-2017 / KOMISI IX
Anggota Tim Kunungan Kerja Komisi IX DPR RI Marinus Gea saat kunjungan kerja komisi IX DPR RI di Kepulauan Nias, (Foto : Chasbi/Andri).

 

Anggota Tim Kunungan Kerja Komisi IX DPR RI Marinus Gea menyatakan Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Gunungsitoli Kepulauan Nias sudah over capacity.

 

Kepulauan Nias terdiri dari empat kabupaten dan satu kota, dengan jumlah penduduk  800 ribu lebih namun hanya ada satu RSUD dengan fasilitas alat kesehatan yang sangat kurang.

 

“Angka over capacity di RSUD Gunungsitoli sudah mencapai 118%, ini menjadi permasalahan yang serius dan kita dengar di sana sudah penuh, belum ada uprade untuk rumah sakit sementara alat kesehatan juga masih sedikit,” katanya di Kepulauan Nias, Jumat (27/10/2017)

 

Selain over cavacity dan masih kurangnya alat kesehatan di RSUD Gunungsitoli, persoalan pelik lainnya adalah tidak lengkapnya ketersediaan obat-obatan. “Obat-obat ini bisa tersedia dengan beberapa tahap pengiriman karena jarak yang begitu jauh sedangkan anggaran produsennya sangat kecil jelas saja produsen tidak mau mengirimnya,” kata Marwan. 

 

Di Nias ini hampir semua kecamatan memiliki  Puskesmas, namun  obat-obatan yang tersedia sudah kadaluwarsa dan tenaga medisnya kebanyakan Tenaga Kerja Sukarela (TKS).

 

Politisi yang lahir di Nias ini mengungkapkan selain masalah fasilitas kesehatan, hal lain yang tidak terungkap di Pulau Nias ini adalah adanya  beberapa dinas yang terkait digabungkan dalam satu dinas. “Ini termasuk persoalan yang menghambat proses permasalahan kesehatan di Kepulauan Nias,” jelasnya.

 

“Obat bermasalah, alat kesehatan bermasalah, tensi bermasalah, lalu ketika penduduk ingin berobat mereka membutuhkan energi untuk ke sana, ketika sampai di sana tidak mendapatkan pelayanan yang memadai. Saya kira pemerintah harus membuat suatu sistem terpadu bagaimana supply alat-alat kesehatan tidak terkendala, jangan berhenti sampai di provinsi,” tuturnya.

 

Politisi Dapil Banten ini mengatakan, bahwa masyarakat harus berani melaporkan kepada Komisi IX DPR jika dalam kondisi gawat darurat pihak rumah sakit lebih mendahulukan kepentingan administrasi dibanding langsung ditangani atau disembuhkan, karna ini ada undang-undangnya. (chas/sc)

 

 

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...