MASYARAKAT BELUM PAHAM KONSEP RUJUKAN TENTANG KESEHATAN
Masyarakat Indonesia belum paham konsep rujukan tentang kesehatan, padahal manfaatnya sangat besar terhadap pembangunan masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk mengetahui sistem rujukan yang telah ditentukan oleh pemerintah di puskesmas.
Hal tersebut disampaikan Subagyo Partodihardjo Anggota Komisi IX DPR dari F-PD saat RDPU Panja Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sistem Rujukan Komisi IX dengan Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Dirjen Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan di Gedung DPR, Jakarta, selasa (21/7).
Dalam RDPU Komisi IX yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX Nizar Shihab, Subagyo menyatakan bahwa sistem rujukan belum dipahami dengan baik dan benar bahkan oleh petugas kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas.
“Oleh karena itu, selain peraturan perundang-undangan yang sudah ada, perlu petunjuk teknis tertulis bagi petugas kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas,” jelasnya.
Dijelaskan Subagyo bahwa perlu ada upaya-upaya yang jelas kepada masyarakat tentang perlunya sistem rujukan. “Jangan sampai hanya karena mata merah masyarakat langsung ke dokter spesialis mata, padahal di puskesmas saja bisa sembuh tidak perlu ke rumah sakit,” katanya.
Sementara Anggota Komisi IX dari F-PDIP Surya Chandra menyatakan bahwa sistem rujukan telah diabaikan karena konsep rujukan berdasarkan Kepmenkes Tahun 1972 tidak pernah diperbaharui.
“Tugas komisi IX di sistim pelayanan kesehatan sangat berat yakni menyamai sistem usaha kesehatan,” tegas Surya. “Jika tidak mempunyai visi yang sama maka rujukan ini tidak akan berjalan,” tambah Surya.
Sedangkan Dian Syakhroza Anggota Komisi IX dari F-PD menyatakan konsep rujukan sebenarnya sudah mempunyai dasar hukum yang banyak namun belum berjalan sebagaimana mestinya.
“Banyak masyarakat malas ke puskesmas, mereka biasanya langsung pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakit yang bisa ditangani oleh puskesmas,” ujar Dian.
“Karena di puskesmas obat yang diberikan itu-itu saja, jika sakit yang berbeda diberikan obat yang sama. Bahkan Dokter kadang-kadang harus menyesuaikan dengan obat yang ada. Jadi hanya obat yang tersedia di puskesmas yang diberikan ke pasien,” tambahnya. (cn, sc)