Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Harus Jadi Wahana Perbaikan Akhlak Pegawai
Suasana Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baiturrahman DPR. Foto: Odjie/od
Inspektur Utama DPR RI Setyanta Nugraha menilai bahwa akhlak pegawai Setjen dan Badan Keahlian DPR RI mengalami sebuah pergeseran paradigma dalam etika pergaulan di lingkungan Kesetjenan. Oleh karenanya, dengan peringatan Maulid ini akhlak para pegawai bisa dipupuk kembalia.
“Akhlak ini kan merupakan bentuk dari satu sifat pribadi dari masing-masing pegawai dan itu perlu selalu diingatkan, karena fenomena yang terjadi dan tidak bisa pungkiri ada sebuah pergeseran paradigma dalam pergaulan di kantor ini,” ungkapnya usai menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baiturrahman, Rabu (20/12).
Contohnya, sebut Totok-panggilan akrab Irtama, terutama yang muda-muda itu rasa hormatnya kepada senior atau yang lebih tua itu kurang, sehingga ketika ketemu di jalan pun kadang-kadang bertegur sapa tidak. “Ini satu hal yang sepele tetapi menjadi satu faktor yang saya kira mempengaruhi dalam kehidupan kita bekerja bersama-sama yaitu adalah akhlak,” jelasnya.
Selanjutnya ia membandingkan akhlak pegawai kesetjenan dan BK DPR RI yang ada saat ini dengan pada saat dirinya baru awal menjadi pegawai. Saat itu dirinya sangat takdzhim/ hormat dan sopan dan menegur sapa kepada Pimpinan, atasan maupun rekan kerja lainnya.
“Tetapi sekarang ini nilai-nilai itu sudah luntur. Karena itu perlu dengan adanya momentum-momentum ini untuk digerakkan dan dipupuk kembali,” katanya.
Penceramah Maulid Nabi Muhammad SAW Raden Syarif Rahmat menegaskan bahwa ada 2 sifat Nabi Muhammad SAW dalam berperilaku ke sesama dan patut untuk dicontoh, yaitu Roufurrohim. Dimana itu terdiri dari 2 sifat yaitu Ro’fah dan Rohmah. Ro’fah sendiri adalah sikap tidak teganya Nabi Muhammad SAW dalam menyakiti orang lain, meskipun dirinya disakiti Nabi tidak akan berkehendak untuk membalasnya.
“Walaupun disakiti orang beliau tidak mau balas bahkan Nabi berkata: “aku sudah siapkan diriku sampai hancur silahkan kau lakukan tapi jangan pernah kau bermimpi aku akan marah dengan kamu”. Tidak akan pernah marah rasul itu,” tegasnya.
Kemudian yang kedua sifat Rohmah, Rohmah adalah kasih sayang, yang diartikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak tega dan kerap memiliki rasa empati terhadap kesulitan dan kesusahan orang lain. Kedua sifat inilah yang diharapkannya dapat dimiliki oleh seluruh elemen Legislatif dan Eksekutif di Indonesia.
“Rohmah itu kasih sayang artinya apa kalau melihat kesedihan kesusahan orang lain dia ikut merasakan empati kasihan ingin berusaha melepaskan bagaimana orang lain bebas dari penderitaanya. Dua hal itu, kalau seluruh anak bangsa ini terutama DPRnya Kabinetnya, Presidennya, Menterinya para Ulamanya berfikir dua sifat Nabi tadi, dan tiap hari akan keliling kampung melihat apa penderitaan orang, lalu menyelesaikannya maka selesailah urusan bangsa ini,” tutupnya (ndy,mp)