Roy Suryo (F-PD) - DPR Dorong Pembangunan Insfrastruktur Telematika di Perbatasan
Wilayah perbatasan khususnya di daerah perbatasan Entikong Kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat sangat perlu di bantu adanya peningkatan fasilitas dibidang telekomunikasi media dan informatika (telematika).
"Infrastruktur dari segi tower pemancarnya perlu ditingkatkan tidak hanya 3 angel tetapi menjadi tower pemancar self supporting," ujar anggota Komisi I DPR Roy Suryo (F-PD) saat kunjungan kerja Komisi I DPR di Entikong, Kalbar, Rabu (4/8).
TVRI dinilai pakar telekomunika ini juga harus dibuatkan surat perintah kerja yang tidak hanya kepanjangan dari kota Pontianak dengan jangkauan siaran hanya 4 jam tetapi sudah harus bisa memanfaatkan siaran lebih lama lagi.
Kemudian tandasnya, TVRI Kalbar seharusnya sudah bisa uplink ke statiun telkom 1, memang diakuinya untuk biaya uplink mahal namun pihaknya siap mendorong guna peningkatan infrastruktur khususnya di bidang penyiaran termasuk sarana telekomunikasi.
Menurutnya, jangan sampai pekerja indonesia ketika berjuang mencari nafkah di negara tetangga harus menggunakan operator asing.
"Jangkauan RRI dan TVRI harus ditingkatkan dan kami akan mendorong pada pemerintah," tegasnya.
Terkait keluhan masyarakat yang mengeluhkan terbatasnya daya pancar RRI sebagai salah satu pendukung telekomunikasi di perbatasan, Roy memandang hal tersebut dapat diselesaikan dengan sebuah kebijakan politik.
Namun ia meminta peranan di masyarakat bawah untuk dapat memberikan masukan kepada direksi RRI, TVRI, dan Pemerintah. Dengan demikian ketika permasalahan tersebut muncul dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, pihaknya akan berupaya untuk mendorong perkembangan telekomunika di Entikong.
Apabila aspirasi hanya dari atas kebawah (topdown) saja, maka ia yakin perkembangan telekomunika tidak akan muncul. Ia menegaskan jika tugasnya di komisi 1 adalah untuk mempercepat masalah infrastruktur.
Terkait penggabungan lembaga penyiaran publik TVRI dan RRI, Roy menilai hal itu sebagai sebuah kekuatan baru. Tetapi dia mengingatkan bahwa dalam penggabungan kedua institusi lembaga penyiaran harus tetap melihat sejarahnya.
"Penggabungan kedua lembaga penyiaran tersebut sangat efisien dari infrastruktur," ujarnya.
Kedepan jika lembaga penyiaran telah digabung,menurut Roy, satu tower pemancar dapat digunakan bersama-sama, sekaligus untuk peng up link an berita.
Khusus untuk programnya, tegas Roy, tetap harus berbeda agar ciri khas lembaga penyiaran publik TVRI dan RRI tetap ada.
Penggabungan TVRI dan RRI yang dimaksudnya, sangat berbeda dengan stasiun TV luar negeri seprti ABC, BBC, dan NHK, karena disana dari satu lembaga TV memiliki radio atau sebaliknya.
Namun di Indonesia TVRI dan RRI sifatnya sudah ada sejak kemerdekaan dan tidak bisa dihilangkan.
“Saya akan berusaha untuk adanya penggabungan antara TVRI dan RRI tetapi nilai historis sejarahnya harus tetap ada dan dipertahankan,” katanya. (da)