KKP Dituntut Fokus pada Produksi Ikan
Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono. Foto : Andri/Man
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki fokus kewajiban pada tugas pokoknya, yaitu sebagai penanggung jawab utama sektor perikanan dari hulu sampai ke hilir. Namun di masa Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat Susi Pudjiastuti, justru malah banyak mengurusi kapal asing, persoalan ini yang dikritisi oleh anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono. Dia menuntut Susi agar fakus meningkatkan produktivitas industri perikanan nasional.
Bambang menegaskan agar persoalan pertahanan militer laut, seperti penangkapan kapal-kapal asing yang menyusup untuk menangkap ikan tanpa izin, cukup diserahkan pada TNI AL. Selain itu dia juga meminta Susi agar mendidik para nelayan agar memiliki kemampuan yang profesional dalam penangkapan ikan.
"Pencurian ikan dan penangkapan kapal asing itu serahkan saja kepada TNI. KKP fokus kepada produktivitas, bagaimana menjaga ekosistem, agar produksi ikan melimpah. Terus bagaimana cara mendidik nelayan profesional," tandas Bambang, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Politisi dari Fraksi Partai Gerindara ini juga menyarankan agar KKP membangunan kawasan perikanan terintegrasi di pelabuhan. "Terus membangun sentra-sentra nelayan, termasuk pelabuhan-pelabuhan ikannya yang dilengkapi dengan infrastruktur yang mendukung aktivitas nelayan," ujar Bambang.
Saat ini juga terdapat banyak kapal-kapal yang mangkrak tidak dipakai untuk mencari ikan, padahal kapal tersebut bisa dimanfaatkan oleh para ABK di Perikanan Nusantara (Persero). "Jadi kapal-kapal yang disita Bu Susi itu dari pada nganggur mangkrak lebih baik dipakai Perinus, untuk menangkap ikan," usulnya.
Bambang juga mengungkapkan, saat ini banyak persoalan di sektor perikanan yang butuh banyak perhatian, seperti peningkatan produksi perikanan tangkap, pengembangan budidaya perikanan, perbaikan logistik dan meningkatkan kesejahteraan nelayan serta pembudidaya ikan. Tugas-tugas tersebut yang luput dari perhatian Susi. (eko/sc)