Pelabuhan Sirombu Minim Perencanaan Pembangunan
Anggota Komisi V DPR RI Rooslynda Marpaung saat meninjau Pembangunan Pelabuhan Sirombu di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, Jumat (16/3/2018). Foto : Husen/And
Pembangunan Pelabuhan Sirombu di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, dinilai minim perencanaan. Gelombak ombak yang besar tak diantisipasi saat perencanaan pembangunan. Pelabuhan ini sudah dibangun tapi tidak termanfaatkan dengan baik.
Anggota Komisi V DPR RI Rooslynda Marpaung memaparkan hal itu di Nias Barat, Jumat (16/3/2018), usai meninjau pelabuhan. Beberapa anggota Komisi V pun kecewa dengan kondisi pelabuhan yang sepi tersebut.
“Pelabuhan Sirombu sudah jadi, tapi tidak dapat dimanfaatkan. Kapal-kapal besar tidak mau merapat karena ombaknya tinggi. Pelabuhan ini butuh pemecah gelombang ombak,” papar Rooslynda.
Menurut Rooslynda yang juga berasal dari Nias ini, kedatangan kapal-kapal sangat dibutuhkan untuk mengangkut berbagai kebutuhan sumber daya alam dan kebutuhan pokok masyarakat setempat. Akhirnya, berbagai kebutuhan masyarakat itu diangkut dari daerah Gunung Sitoli ke Nias Barat. Butuh biaya tinggi untuk mengangkutnya dan itu tidak efisien.
“Kedatangan kapal-kapal besat itu sangat kita butuhkan sebagai sarana pengangkut sumber daya yang ada di Nias Barat, seperti karet dan semen. Selama ini masuknya masih dari Gunung Sitoli. Tambah biaya angkut lagi dari Gunung Sitoli ke Nias Barat ini,” kilah Rooslynda.
Dirjen Perhubungan Laut, diimbaunya segera membenahi pelabuhan yang berada di Samudera Hindia itu. Bila pelabuhan bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana transportasi, sambung Rooslyda, tentu membawa dampak ikutan yang juga baik. Ekonomi masyarakat sekitar ikut bergeliat.
“Untuk itu, pembangunan pemecah ombak harus segera dilakukan agar pelabuhan bisa segera disinggahi kapal-kapal besar pengangkut penumpang dan barang,” tutup politisi Partai Demokrat itu. (mh)