RAPBN 2019 Ambisius dan Banyak Tantangan
Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G. Plate, foto : aruief/hr
Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2019 terlihat ambisius, sehingga ini menjadi kerja besar bagi pemerintah di tengah tantangan global yang semakin kompetitif.
Dijelaskannya, pada Tahun 2019. Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan. Misalnya, risiko dari perdagangan dunia, yakni proteksionisme di sejumlah negara, normalisasi kebijakan moneter di AS, dan situasi geopolitik luar negeri. “Asumsi makro ini luar biasa optimistiknya. Tapi memang tantangan yang luar biasa juga," kata Johnny saat Raker dengan Menkeu Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/6/2018).
Ambisiusitas ini terlihat ketika Menkeu memaparkan bahwa proyeksi pertumbuhan investasi pada Tahun 2019 berada di kisaran 7,5 persen-8,3 persen. Sri Mulyani mengatakan upaya menjaga momentum pertumbuhan investasi tersebut dengan menjaga kepercayaan investor swasta melalui kemudahan proses berusaha maupun pemberian insentif fiskal untuk mendorong pembangunan industri.
"Investasi terus akan diperkuat termasuk memberikan insentif, melakukan simplifikasi regulasi atau reformasi di bidang birokrasi dan perizinan, dan bahkan meluncurkan single submission yang akan segera dilakukan oleh pemerintah," ujar Sri Mulyani dalam paparannya.
Diketahui, pada Kuartal I-2018, kinerja investasi telah mencatatkan pertumbuhan hingga 7,95 persen seiring dengan peningkatan belanja modal atau merupakan pencapaian tertinggi sejak periode 2014. Peningkatan investasi ini yang menjadi salah satu penyebab tingginya impor pada awal 2018 karena adanya impor bahan baku maupun bahan modal yang dibutuhkan untuk ekspansi usaha dari sektor industri pengolahan besar.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI Hafisz Tohir berharap kerangka dan asumsi ekonomi makro atau KEM PPKF bisa dijadikan landasan dalam penyusunan APBN 2019. Diharapkan juga kinerja pemerintah untuk memberikan masyarakat yang lebih baik bisa terwujud. Seperti diketahui, pemerintah telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2019 kepada DPR.
Sebelumnya Menkeu Sri Mulyani melaporkan bahwa tema kebijakan fiskal Tahun 2019 yaitu APBN untuk mendorong investasi dan daya saing. Pemerintah menargetkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada 2019 ditetapkan 5,4-5,8 persen. Sementara inflasi diperkirakan 2,5-4,5 persen, dan tingkat suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan 4,6-5,2 persen.
Kemudian, nilai tukar di kisaran Rp13.700-Rp14.000 per dolar AS, harga minyak mentah 60-70 dolar AS per barel, Lifting minyak 722-805 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,21-1,30 juta barel setara minyak. (hs/sc)