Sumbar Bisa Menjadi Referensi Pengendalian Inflasi Daerah

07-06-2018 / KOMISI XI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir, foto : guntur/hr

 

 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir menyampaikan bahwa diperlukan strategi yang tepat dan langkah nyata guna mengendalikan tingkat inflasi di daerah-daerah. Menurutnya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bisa dijadikan referensi dalam penanganan pengendalian inflasi di daerah.

 

“Inflasi itu berkaitan dengan supply and demand dan tidak bisa kita hindari makanya harus terus dikendalikan. Sumbar bisa kita jadikan referensi di dalam penganganan pengendalian inflasi di daerah,” kata Hafisz saat memimpin Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Padang, Sumbar, baru-baru ini.

 

Dalam kesempatan kunker meninjau pengendalian inflasi daerah ini, Komisi XI DPR RI menggelar pertemuan dengan Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumbar, dan Pemerintah Provinsi Sumbar.

 

Namun politisi PAN itu melihat, walau inflasi terjaga, namun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) masih belum tajam untuk melakukan tugas dan fungsinya secara maksimal, untuk menghilangkan para pemain atau oknum yang membuat pasokan barang-barang menjadi langka.

 

“TPID akan gagal mengeksekusi kebijakan-kebijakan yang terkait inflasi bila harga-harga memang benar-benar sudah tidak terkendali, karena TPID belum ada kekuatan anggaran yang memadai dan payung hukum untuk mempengaruhi pasar,” imbuh Hafisz.

 

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam mengakui bahwa pemaparan jajaran Pemprosv Sumbar kepada Komisi XI DPR RI dinilai telah berhasil menghilangkan faktor-faktor supply and demand, khususnya pada barang-barang yang termasuk volatile food.

 

“Faktor inflasi yang susah untuk dikendalikan itu hanya menyangkut tentang administrate price, yakni harga-harga yang telah ditetapkan karena konsekuensi dari harga pusat, diantaranya harga tarif listrik BBM, tiket pesawat, dan elpiji gas. Saya mengapresiasi TPID dan Pemprov yang berhasil menekan volatile food-nya,” papar politisi PKS itu.

 

Lebih lanjut, Ecky menekankan pentingnya pengendalian inflasi terutama pada saat bulan Ramadan dan menghadapi Hari Raya Idul Fitri, dimana biasanya terjadi tingginya konsumsi masyarakat terhadap barang-barang.

 

“Komoditas utama penyumbang inflasi bulanan di Sumbar adalah cabai merah, bensin, mie, daging has, dan bawang merah. Harga-harga komoditas ini perlu dikendalikan harganya. Kalau tidak, akan membuat konsumsi rumah tangga dan industri menurun, yang akibatnya menimbulkan keresahan di masyarakat,” jelas Ecky. (gd/sf)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...