PT. Growth Asia Menjadi Contoh Hasilkan Energi dari Limbah
Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI ke PT. Growth Asia di Medan, Sumut/Foto:Azka/Iw
Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu menilai, PT. Growth Asia Sumatera Industry di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara bisa dijadikan role model atau contoh bagi daerah lain dalam hal menghasilkan energi dari suatu limbah.
“Ini bisa menjadi role model bagi wilayah-wilayah lain, bagaimana mengolah sampah limbah menjadi energi,” ucap Gus Irawan usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI meninjau PT. Growth Asia di Medan, Sumut, Sabtu (29/9/2018).
PT. Growth Asia sendiri merupakan pembangkit listrik tenaga biomassa yang bahan bakunya menggunakan limbah dari cangkang sawit, bakul jagung, kulit-kulit kayu. PT. Growth Asia sudah berhasil membuat 5 PLTU di Sumut, dari total 8 PLTU di Indonesia
Gus Irawan menyampaikan, di Sumut, khususnya di Kabupaten Nias, Biaya Pokok Produksi (BPP) PLN sangat mahal, mencapai Rp 2600 per KWH, sementara PT. Growth Asia hanya menjual ke PLN Rp 1150 per KWH. “Kalau ini bisa dibuat di Nias, maka PLN akan menjadi lebih efisien dan energi yang dihasilkan juga bisa lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Menurut legislator Partai Gerindra itu, Provinsi Sumut sangat cocok untuk pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Jika menggunakan bahan baku batu bara, Sumut memang tidak memproduksi apa yang menjadi bahan bakunya tersebut. Ia juga menyatakan, untuk di Sumut kelistrikannya masih sangat kecil surplusnya, yakni sekitar 6 persen, padahal idealnya adalah 30 persen.
“Kami terus mendorong di Sumatera Utara untuk pembangunan pembangkit listrik. Dan kami lebih cenderung memilih (pembangkit) yang ramah lingkungan, karena di Sumatera Utara ini sumber daya energinya memang tidak ada batu bara. Tetapi energi terbarukan di sini cukup besar, ada geothermal, yang potensinya sampai 1000 Mega Watt,” harap legislator dapil Sumut itu. (azk/sf)