Rupiah Bisa Terdepresiasi Hingga 3,94 Persen

10-10-2018 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan saat memebrikan keterangan.Foto :Arief/Rni

 

Depresiasi rupiah saat ini telah meninggalkan jauh target pemerintah dalam RPJMN 2018 yang menetapkan nilai tukar rupiah Rp 13.400 terhadap dolar Amerika Serikat. Namun saat ini sudah mencapai Rp 15.200 per dolar AS. Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menilai, rupiah pun bisa terdepresiasi hingga 3,94 persen. Bahkan awal Oktober ini saja depresiasi sudah mencapai 3,50 persen.

 

“Diperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menyentuh level Rp 15.500 per dolar. Ini juga dapat dilihat dari exchange forward bank (BCA, misalnya), sebesar Rp 15.600 per dolar pada 6 bulan ke depan. Secara total, maka rupiah telah terdepresiasi lebih dari 11-12 persen tahun ini,” kata legislator Partai Gerindra itu dalam rilisnya kepada Parlementaria, Rabu (10/10/2018).

 

Dampaknya, lanjut Heri, akibat depresiasi rupiah ini cadangan devisa diprediksi akan terus turun ke level 115 miliar dolar AS sampai dengan akhir bulan Oktober. Ini akibat pemerintah mengintervensi rupiah. Ada wacana pula agar Indonesia mengunakan Asia’s Crisis Reserve Pool untuk menahan laju depresiasi rupiah. Dijelaskan Heri, Asia Crisis Reserve Pool ini berjumlah 240 miliar dolar AS yang bisa dipinjam oleh negara-negara Asia dalam keadaan darurat untuk mengatasi gejolak keuangan. 

 

“Khusus untuk situasi Indonesia saat ini, dialokasikan 23 miliar dolar AS dari pool dana tersebut jika pemerintah Indonesia memerlukan,” ungkap mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR ini. Dampak lain pelemahan rupiah adalah ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meningkat. Terutama PHK yang terjadi pada industri yang menggantungkan bahan bakunya dari impor.

 

“Selanjutnya, tentu depresiasi rupiah menyebabkan daya beli masyarakat menurun akibat meningkatnya harga-harga barang. Saat ini harga memang belum naik, karena pedagang masih menggunakan stok lama. Namun, dalam 2-3 bulan ke depan, ketika pedagang sudah membeli bahan baku baru, maka kenaikan harga tidak bisa dihindarkan. Sekalipun tidak ada kenaikan, volumenya pasti diturunkan," tutup Heri dalam rilisnya. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...