Perlu langkah Strategis Siapkan Energi Alternatif
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam (tengah) saat memimpin RDP Komisi VII DPR RI dengan Kementerian ESDM, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/10/2018). Foto : Jayadi/Man
Banyak cadangan batu bara dan ketersediaan energi yang dimiliki, namun tidak bebanding lurus dengan impor energi yang dilakukan. Hal itu dirasa akan terus menjadi beban fiskal bagi negara. Oleh karena itu, perlu ada satu langkah penting dan strategis untuk mempersiapkan strategi penyiapan energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM), baik dari batu bara maupun dari sumber-sumber yang lain.
Demikian hal tersebut ditegaskan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan para Direktur Jenderal (Dirjen) di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang membahas tentang strategi dan implementasi pengembangan energi baru menggantikan BBM.
“Komisi VII DPR RI meminta penjelasan terkait strategi dan implementasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan energi baru, terutama yang berbasis batubara untuk menggantikan bahan bakar minyak,” ucap Syaikhul di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Dikatakannya, pada Rapat Kerja Komisi VII DPR RI beberapa waktu yang lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan bahwa perlu mensinergikan kebijakan pemerintah dan melihat cadangan batubara nasional yang besar untuk pemanfaatan batu bara dengan dikembangkan menjadi CleanCo Energy.
“Ini adalah satu tantangan yang menjadi keharusan bagi kita untuk dilalui ke depan,” tandas legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Sementara itu, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan.
“Khusus untuk energi baru berbasis batu bara pengganti BBM, diantaranya adalah gas metana batu bara, batu bara tercairkan dan batu bara tergaskan,” ujar Rida. (dep/sf)