Produk Iptek Dinilai Kurang Sesuai Kebutuhan Bangsa

17-01-2011 / KOMISI VII

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai produk-produku informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek) kurang sesuai dengan kebutuhan bangsa.

“Saat ini kinerja Menristek sangat kurang dalam mengkoordinasikan produk iptek yang sesuai kebutuhan bangsa,” kata Anggota Komisi VII Bobby Adithyo Rizaldi (Fraksi PG) di sela-sela Raker Komisi VII dengan Menristek Suharna Surapranata di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (17/01)

Bobby mengatakan, berdasarkan paparan Menteri Ristek, dalam Rencana Pembangunan Jangkan Menengah Nasional (RPJMN) terdapat point relevansi antara pengembangan teknologi dengan kebutuhan riil pasar, namun hasilnya masih belum menggembirakan

Pada raker yang dipimpin Wakil Ketua Komisi Zainudin Amali (Fraksi PG), dirinya mencontohkan tidak ada pengembangan teknologi pasca panen,seperti untuk mengatasi masalah cuaca.

“Karena perubahan iklim, banyak yang gagal panen dan setiap panen harga komoditi pangan hampir selalu jatuh. Harusnya Kementerian Ristek yang bertujuan menyebarluaskan informasi IPTEK kepada masyarakat, mampu menghasilkan produk iptek yang dapat langsung dinikmati masyarakat luas, sehingga lebih bermanfaat,” ujarnya

Dibidang pemngembangan Nuklir, lanjut Bobby, tidak ada progress yang berarti, bahkan, Keputusan Presiden (Kepres) untuk memutuskan tim pelaksana untuk pengembangan nuklir saja sampai hari ini belum ada.

Yang lebih miris lagi, kata dia, satelit pengendali pangan hasil riset bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) baru dijadwalkan tahun 2014, padahal sekarang sudah sangat diperlukan.

Sementara itu, dalam paparannya, Menristek Suharna Surapranata menyatakan di tahun 2011 ini pihaknya memfokuskan  konsorsium pada bidang riset dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, industri, masyarakat, serta pertahanan dan keamanan.

Diantaranya di bidang pangan mengembangkan dan alih teknologi terhadap paket-paket teknologi hasil litbang seperti benih tanaman, bibit ikan, pupuk hayati, inseminasi buatan, pakan ternak, danteknologi panca panen.

Sedangkan di bidang energi, melakukan pengembangan uji cobaprototipe SKEA 50 KW yang diintegrasikan dengan program Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang telah dimulai di Desa Pandam Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pendayagunaan Iptek pembangkit listrik ramah lingkungan mikrohidro 25 kwh untuk 500 rumah di Kabupaten Cianjur dan detaildesa enjinaring pembangkit listrik panas bumi 5 MW yang akan dibangun Kamojang. (sw)

BERITA TERKAIT
Impor AS Diperketat, Kemenperin Perlu Siapkan Insentif Relokasi Industri China
01-02-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana menyatakan dukungannya terhadap langkah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam mengantisipasi dampak...
Perampokan Warga Ukraina Harus Jadi Momentum Perbaikan Keamanan Industri Pariwisata Bali
01-02-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana menyoroti kasus perampokan brutal terhadap warga Ukraina, Igor Iermakov, oleh...
Novita Hardini Dorong Penanganan Serius Terkait Kelebihan Produksi Semen
25-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai sektor semen hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam...
Komisi VII Dorong Peningkatan Kinerja Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil
24-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil...