DIREKTUR MANDALA DIANGGAP MANGKIR
Komisi V DPR RI kecewa dengan ketidakhadiran Direktur PT Mandala Airlines pada rapat dengar pendapat dengan Komisi Perhubungan, Selasa (18/1). Karena tidak mengindahkan undangan rapat tersebut, Komisi V DPR menganggap Direktur Mandala mangkir.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR H. Mulyadi saat memimpin rapat dengan seluruh operator penerbangan, yaitu PT Garuda Indonesia, PT Merpati, PT Indonesia Air Asia, Lion Air, Sriwijaya Air dan Batavia Air.
Sedianya, rapat pagi itu akan mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT Mandala sehubungan dengan berhenti beroperasinya pesawat Mandala Airlines. Menurut Mulyadi keputusan berhentinya penerbangan Mandala membuat guncang masyarakat dan dunia penerbangan nasional khususnya.
Untuk itu, Komisi V segera memanggil seluruh operator penerbangan, agar dapat ikut mendengarkan penjelasan langsung yang disampaikan Dirut PT Mandala, kendala-kendala apa yang dihadapi sehingga menyebabkan berhenti beroperasinya penerbangan tersebut. “Kita semua tidak menginginkan kejadian tersebut terjadi lagi pada maskapai penerbangan lainnya, karena hal itu akan memberikan citra negatif terhadap penerbangan nasional kita,” kata Mulyadi.
Dalam penjelasan di berbagai media, berhenti beroperasinya Mandala Airlines dikarenakan perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Mandala Airlines mulai berhenti beroperasi mulai hari Kamis (13/1/2011). Adapun alasan pihak Mandala untuk menghentikan seluruh operasinya karena mengakui punya tunggakan utang yang besar dan memaksa perusahaan itu harus berhenti beroperasi.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Golkar H. Malkan Amin mengatakan, dengan kejadian tersebut, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas, karena hal ini menyangkut kepentingan masyarakat. Misalnya, proses pengembalian tiket yang sampai sekarang masih belum terselesaikan.
Dari kejadian tersebut, kata Malkan, dapat menjadi pelajaran berharga bagi maskapai penerbangan lain agar hal itu tidak terulang kembali dan menanyakan apa yang menjadi permasalahan di maskapai tersebut.
Hujan interupsi banyak mewarnai rapat siang itu, beberapa anggota menginginkan rapat diskors untuk dapat menghadirkan Dirut PT Mandala. Mayoritas anggota juga menyatakan kekecewaannya karena Direktur Utama beberapa maskapai penerbangan tidak dapat hadir karena suatu alasan.
Selain itu, anggota Komisi V DPR juga menyatakan ketidakpuasannya dengan paparan yang disampaikan karena paparan tersebut isinya standar-standar saja. “Seharusnya masing-masing direktur dapat memberikan penjelasan secara rinci, apa yang tidak disampaikan ke publik harus disampaikan kepada dewan. Kalau sifatnya hanya biasa-biasa saja, itu sudah umum disampaikan ke publik,” kata Malkan.
Untuk itu dia menginginkan, pada rapat berikutnya masing-masing Direksi dapat melengkapi materi tersebut, seperti berapa jam terbang masing-masing maskapai, berapa jumlah penumpang dalam kurun waktu terakhir, rute-rute penerbangan, jumlah pesawat, SDMnya termasuk jumlah pilot dan pramugari dan upaya-upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan jasa pelayanan.
Pimpinan rapat akhirnya memutuskan rapat diskors dan dilanjutkan besok sore (Rabu 18/1). Dia berharap rapat besok dapat dihadiri para Direktur Utama dan yang terpenting dapat dihadiri juga Presiden Direktur Mandala Airlines. (tt)/foto:iw/parle.