Amerika Dukung Indonesia Menjadi Ketua ASEAN
Hal itu dikatakan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scot Marciel saat bertemu dengan Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI di ruang tamu Komisi I Gedung Nusantara II (19/1). Scot Marciel mengatakan kawasan ASEAN yang kuat secara ekonomi dan politik sangat penting bagi dunia internasional, untuk mewujudkan hal itu diperlukan komitmen dan kepemimpinan yang kuat, “Saya pikir Indonesia punya kemampuan untuk memimpin ASEAN sekarang”, Tegas Scot.
Scot Marciel menambahkan, pemerintah Amerika Serikat berkepentingan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan politik kawasan ASEAN yang independen dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan ini. Mengutip pidato Presiden Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia, Scot mengatakan Amerika Serikat punya kepentingan agar Indonesia menjadi negara yang besar dan kuat.
Ketua Komisi I DPR RI , Mahfudz Siddiq pada kesempatan tersebut mengungkapkan penghargaan dan apresiasi atas kedatangan Dubes AS ke Komisi I DPR. Mahfudz mengatakan, ada tiga hal penting terkait hubungan kedua negara yang menjadi topik pembicaraan pada pertemuan kali ini, yaitu rencana pembentukan ASEAN Community pada tahun 2015 dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN, persoalan reformasi di tubuh TNI terkait modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan persoalan Hak Azasi Manusia (HAM), serta persoalan ancaman krisis pangan dan energi terkait perubahan iklim. Mahfudz meminta agar kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat lebih ditingkatkan, terutama dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
Anggota Komisi I DPR RI Teguh Juwarno mengatakan, sejak reformasi 1998 Indonesia memilih jalan demokrasi sebagai sistem bernegara, tetapi hingga 1 dekade sejak reformasi, Indonesia masih dihadapi persoalan kemiskinan dan korupsi. “meski Indonesia kini menjadi negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, tetapi korupsi telah menjadi penyakit kronis yang sulit diberantas di negeri ini”, ujar Teguh menegaskan. Sementara Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman meminta agar kerjasama di bidang pertahanan antara kedua negara lebih ditingkatkan, terutama kerjasama antara industri-industri pertahanan strategis kedua negara.
Anggota komisi I DPR juga mempertanyakan sulitnya memperoleh Visa untuk berkunjung ke Amerika Serikat, terutama sejak terjadinya tragedi 9 September 2011 (9-11), khususnya bagi warga Indonesia yang memiliki nama dan wajah mirip bangsa Arab. Menjawab hal ini, Scot Marciel mengungkapkan permohonan maafnya, karena kebijakan ketat yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat sejak peristiwa 9-11, yang melakukan seleksi sangat ketat kepada setiap orang yang datang ke negaranya. “Tetapi sekarang saya pastikan tidak sesulit beberapa waktu sebelumnya mengurus Visa di kedutaan,” tambah Scot meyakinkan.
Saat ditanya wartawan usai pertemuan, terkait pernyataan terpidana kasus penyalahgunaan pajak Gayus Tambunan, yang mengatakan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) terlibat dalam kasusnya, Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel mengatakan, pemerintah Amerika Serikat tidak terlibat apapun dalam kasus Gayus. “Persoalan Gayus Tambunan adalah persoalan internal pemerintah Indonesia, CIA maupun pemerintah Amerika Serikat tidak terlibat dalam kasus itu,” ujar Scot menegaskan. (rn)