Teror Selandia Baru, Tantangan Bagi Intelijen

18-03-2019 / KOMISI I

Anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir menyebut bahwa aksi teror yang terjadi di Selandia Baru, yang notabene negara sangat aman dan damai sangat mengejutkan. Menurutnya hal ini merupakan tantangan berat bagi intelijen, serta menuntut untuk memahami benar niat dan akar sesungguhnya dari aksi terorisme yang ada.

 

Melihat latar belakang pelaku penembakan di Selandia Baru tersebut, menurutnya bukan orang terbelakang, kurang pendidikan atau kelompok tertindas. Karenanya, menurut Darizal, paradigma lama yang mencap aksi terorisme sebagai sebuah ketidakberdayaan, frustrasi, berkembang subur dalam kemiskinan, anarki dan kebodohan harus diubah. 

 

Menurut mantan Anggota Panitia Khusus RUU Tindak Pidana Terorisme ini, gambaran seperti itu sesungguhnya merupakan bentuk dari keputusasaan dalam mencoba mencari tahu dan memahami akar permasalahan terorisme. Pandangan salah itu menyebabkan kurangnya perhatian pada faktor peran organisasi dalam membangun jaringan terorisme.

 

Dalam rilis yang diterima Parlementaria, Senin (18/3/2019), Darizal mengatakan, dengan menangkap dan mengeksekusi para pelaku teror tidak akan menyelesaikan masalah. Penjara tidak akan pernah mampu menghentikan radikalisme yang mereka miliki.

 

“Bahkan kematian sekalipun tidak akan menghentikan ancaman teror, sebaliknya justru akan mengundang simpati dan memunculkan dukungan pada mereka. Kita lihat di berbagai media para teroris yang telah dihukum mati justru disambut layaknya seorang pahlawan,” kata Darizal.

 

Selain itu, politisi dapil Sumatera Barat I tersebut mengingatkan bahwa aksi terorisme tidak mengenal tempat, baik itu negara yang tengah kacau atau negara yang sangat damai sekalipun. Ini karena akar terorisme sangat beragam dan komplek.

 

“Tidak mudah mengatasi kejahatan terorisme. Terorisme tidak akan pernah bisa ditaklukkan hingga kita paham betul sumber masalahnya. Apa yang terjadi di Selandia Baru, dapat juga terjadi di tempat lain, termasuk Indonesia,” pungkas politisi Partai Demokrat itu.

 

Selama ini, Negara Selandia Baru dikenal sebagai negara paling aman di dunia. Jangankan terorisme, aksi kriminalitas sekalipun sangat minim. Namun kejadian penembakan oleh sekelompok orang yang disiarkan secara langsung mengubah perspektif itu

 

Seperti diketahui, pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2019 sekitar pukul 13.40 waktu setempat, terjadi penembakan brutal terhadap orang-orang yang tengah melaksanakan solat Jumat di dua masjid di Christchurch yaitu Al Noor dan Linwood. Puluhan orang dipastikan menjadi korban baik tewas maupun luka. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...