MENCERMATI KRISIS PANGAN 2011

04-02-2011 / PIMPINAN

Marzuki Alie merasa prihatin atas apa yang dikemukakan Bank Dunia dalam Proyeksi Ekonomi Global, yang mengingatkan Negara-negara berkembang agar mewaspadai kenaikan harga pangan akibat kemungkinan gangguan iklim pada tahun 2011. Apalagi Food Agriculture Organization (FAO) dalam laporannya menyebutkan beberapa Negara akan terkena krisis pangan berat  seperti Indonesia, China, dan India.

 Menyimak perkembangan di dalam negeri akhir-akhir ini, harga pangan khususnya beras mengalami lonjakan dari sekitar Rp 6.000,- per kilogram pada bulan Oktober 2010 menjadi diatas Rp 8.000,-  bahkan lebih di akhir tahun, hal ini masih berlanjut sampai Januari 2011. Langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah antara lain dengan melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras di pasar dalam negeri, serta akan mengimpor 1,3 juta ton beras tahun 2011, mendapat perhatian khusus Marzuki Alie.

Walaupun pemerintah telah mengambil kebijakan mengimpor pangan khususnya dari Thailand dan Vietnam, pemerintah juga harus mencermati kebijakan negara-negara tersebut  yang telah memproteksi komoditas pangan mereka seperti beras dengan cara menahan ekspor. Bila hal ini terjadi, akan berbahaya bagi Indonesia yang berakibat kenaikan harga beras yang pada akhirnya akan memperlemah daya beli masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin. Kelompok masyarakat miskin biasanya mengahabiskan pendapatan mereka sekitar 60% sampai 70% untuk membeli pangan. Dengan melemahnya daya beli masyarakat miskin terhadap kebutuhan pokok khususnya pangan, maka dikhawatirkan tingkat kemiskinan di Indonesia akan semakin bertambah.

Sekali lagi Marzuki Alie meminta perhatian pemerintah khususnya Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta Bulog agar segera mengambil langkah-langkah koordinasi sehingga penanganan masalah pangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Pemerintah diminta melakukan kebijakan propertanian dan prorakyat, artinya paling tidak berusaha meningkatkan produktifitas pangan dengan cara memperluas areal sawah dengan memanfaatkan lahan tidur, yang kalau kita lihat sepanjang mata memandang terhampar dan terlantar yang tidak terpakai. Selain usaha menambah areal sawah , pemerintah juga harus melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian seperti menciptakan benih-benih unggul agar produksi pertanian berlipat ganda. Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti penyuluh pertanian dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pertanian maju.

Bila langkah-langkah yang telah diambil pemerintah dalam mengatasi krisis pangan benar, tidak mustahil bila kelak krisis pangan melanda dunia, Indonesia akan terbebas dari masalah pangan yang tentunya kita berharap tingkat kemiskinan akan berkurang.*

BERITA TERKAIT
Tangki Kilang Cilacap Terbakar, Puan Maharani: Segera Audit Sistem Pengamanan Kilang Pertamina
15-11-2021 / PIMPINAN
Prihatin dengan insiden terbakarnya tangka kilang di Cilacap pada Minggu (14/11/2021) lalu, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta...
Tutup Piala KBPP Polri, Puan Harap Lahir Bibit Atlet Pesepak Bola
14-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menutup turnamen sepakbola Piala Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri usia dini yang...
Rachmat Gobel: Pemda Harus Cari Solusi Atasi Banjir Gorontalo
13-11-2021 / PIMPINAN
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel meminta Pemerintah Daerah Gorontalo harus cepat turun tangan menyelesaikan masalah banjir yang terjadi di...
Panen Padi di Banyuwangi, Puan Dorong Pertanian Dijadikan Agrowisata
12-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur dengan turut serta memanen padi...