MENCERMATI KRISIS PANGAN 2011
Marzuki Alie merasa prihatin atas apa yang dikemukakan Bank Dunia dalam Proyeksi Ekonomi Global, yang mengingatkan Negara-negara berkembang agar mewaspadai kenaikan harga pangan akibat kemungkinan gangguan iklim pada tahun 2011. Apalagi Food Agriculture Organization (FAO) dalam laporannya menyebutkan beberapa Negara akan terkena krisis pangan berat seperti Indonesia, China, dan India.
Menyimak perkembangan di dalam negeri akhir-akhir ini, harga pangan khususnya beras mengalami lonjakan dari sekitar Rp 6.000,- per kilogram pada bulan Oktober 2010 menjadi diatas Rp 8.000,- bahkan lebih di akhir tahun, hal ini masih berlanjut sampai Januari 2011. Langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah antara lain dengan melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras di pasar dalam negeri, serta akan mengimpor 1,3 juta ton beras tahun 2011, mendapat perhatian khusus Marzuki Alie.
Walaupun pemerintah telah mengambil kebijakan mengimpor pangan khususnya dari Thailand dan Vietnam, pemerintah juga harus mencermati kebijakan negara-negara tersebut yang telah memproteksi komoditas pangan mereka seperti beras dengan cara menahan ekspor. Bila hal ini terjadi, akan berbahaya bagi Indonesia yang berakibat kenaikan harga beras yang pada akhirnya akan memperlemah daya beli masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin. Kelompok masyarakat miskin biasanya mengahabiskan pendapatan mereka sekitar 60% sampai 70% untuk membeli pangan. Dengan melemahnya daya beli masyarakat miskin terhadap kebutuhan pokok khususnya pangan, maka dikhawatirkan tingkat kemiskinan di Indonesia akan semakin bertambah.
Sekali lagi Marzuki Alie meminta perhatian pemerintah khususnya Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta Bulog agar segera mengambil langkah-langkah koordinasi sehingga penanganan masalah pangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Pemerintah diminta melakukan kebijakan propertanian dan prorakyat, artinya paling tidak berusaha meningkatkan produktifitas pangan dengan cara memperluas areal sawah dengan memanfaatkan lahan tidur, yang kalau kita lihat sepanjang mata memandang terhampar dan terlantar yang tidak terpakai. Selain usaha menambah areal sawah , pemerintah juga harus melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian seperti menciptakan benih-benih unggul agar produksi pertanian berlipat ganda. Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti penyuluh pertanian dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pertanian maju.
Bila langkah-langkah yang telah diambil pemerintah dalam mengatasi krisis pangan benar, tidak mustahil bila kelak krisis pangan melanda dunia, Indonesia akan terbebas dari masalah pangan yang tentunya kita berharap tingkat kemiskinan akan berkurang.*