Disparitas Harga Komoditas Sebabkan Inflasi di Jatim
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soepriyatno mengatakan, permasalahan yang dihadapi oleh Provinsi Jawa Timur terkait dengan inflasi adalah adanya disparitas harga komoditas pada sejumlah kabupaten/kota yang masih relatif tinggi pada kawasan yang sama pada Bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Menurutnya, Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus menunjukkan perannya.
“Mengingat pada momentum ini terjadi kenaikan harga-harga di masyarakat yang menjadi keluhan masyarakat,” kata Soepriyatno usai memimpin rapat Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim dan Kepala TPID Jatim, di Surabaya, Jatim, Kamis (16/5/2019).
Anggota Fraksi Partai Gerindra ini berharap BI maupun TPID dapat melaksanakan fungsinya serta mengambil langkah-langkah yang efektif supaya kenaikan harga-harga tersebut tidak membebani masyarakat. “Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah tekanan inflasi pada kelompok administered price seperti tarif angkutan serta sejumlah komoditas pangan yang memiliki kecenderungan mengalami kenaikan harga pada masa Ramadan seperti telur ayam ras dan daging ayam ras,” imbuh Soepriyatno.
Di tempat yang sama Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G. Plate menambahkan, dampak kenaikan harga rata-rata di pasar, khususnya komoditas pangan relatif terkendali dan inflasi tidak naik terlalu banyak. Menurutnya ini hal yang sangat positif, karena seluruh instrumen negara dan pemerintah daerah melakukan pengendalian terhadap inflasi secara baik.
“Bank Indonesia mengantisipasi secara tepat dengan melakukan intervensi terukur, sehingga stabilitas nilai tukar rupiah bisa terjaga. Maka pengendalian harga rata-rata di pasar juga khususnya pada komponen-komponen impor menjadi lebih baik,” tutup politisi Partai NasDem ini. (afr/sf)