Pansus Pelindo II Sudah Bekerja Keras

18-07-2019 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka Foto : Runi/mr

 

Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II DPR RI akan segera berakhir masa kerjanya. Dan Pansus sudah bekerja keras menyelesaikan tugasnya tanpa ada konflik kepentingan. Rapat-rapat Pansus selalu terbuka. Jadi tak ada Anggota Pansus yang bermain mata dengan Pelindo II atau Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Penegasan itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di hadapan RDP Komisi VI DPR RI dengan jajaran Kementerian BUMN, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Rieke mengeritik Kementerian BUMN yang menginginkan agar Pansus ini segera ditutup, lantaran ada keberpihakan Rieke pada buruh.

 

“Semua rapat Pansus bersifat terbuka. Saya tidak terima ada oknum di Kementerian BUMN yang membuat indikasi skenario agar Pansus segera ditutup. Ini bukan Pansus main-main,” tandasnya, seraya menambahkan, “Pansus Pelindo II sebentar lagi akan ditutup. Kalau ada masalah, siapapun di Kementerian BUMN, mari kita berhadap-hadapan dengan baik.”

 

Ditegaskan politisi PDI-Perjuangan ini, keberpihakannya pada buruh bukan masalah, karena memang komitmen politiknya adalah membela buruh. Jadi tak ada konflik kepentingan dalam pengertian negatif dengan Pansus yang ia ketuai. Bahkan, ia menyatakan, setiap anggota dewan justru harus punya konflik kepentingan, tapi konflik kepentingan untuk rakyat.

 

“Saya disidang di Mahkamah Kehormatan Dewan karena ada orang yang melaporkan saya punya konflik kepentingan. Saya terlalu berpihak kepada buruh. Itu urusan saya berpihak kepada buruh. Itu komitmen politik saya. Anggota Dewan harus punya konflik kepentingan. Tapi untuk rakyat. Itu tidak masalah. Tidak ada anggota Pansus Pelindo II yang bermain-main. Kalau ada yang bermain itu berarti ada konflik kepentingan,” ungkapnya dalam rapat tersebut.

 

Sampai sekarang saja, sambung Rieke, Dirut Pelindo II belum ditangkap. Padahal, sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. “Sekarang Dirutnya saja enggak ditangkap. Bebas bisa main golf. Sementara saya diperiksa di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena dianggap berpihak kepada buruh,” imbuhnya dengan nada tinggi.

 

Sekali lagi, ia berkata, bila masih ada pihak yang mempersoalkan keberpihakannya pada buruh, sebaiknya rapat Pansus dipindahkan ke ruang MKD. Di sana semua pihak bisa saling terbuka. “Kami anggota dewan yang dipilih rakyat dengan susah payah. Tidak ada yang gampang jadi anggota dewan. Apa saya pernah minta uang sama Menteri atau Kementerian BUMN. Silakan dicek,” tutupnya. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...