Legislator Kritisi Orbit Satelit Satria

23-07-2019 / KOMISI I
Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo. Foto: Jaka/rni

 

Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo mengkritisi rencana slot orbit Satelit Republik Indonesia (Satria). Menurutnya, rencana pemerintah yang akan menempatkan orbit Satria di 146 derajat Bujur Timur (BT) lebih cocok untuk mengembangkan wilayah timur Indonesia. Sementara slot orbit yang lebih ideal adalah di atas langit Kalimantan, yakni di slot 113 derajat BT. Apalagi rencananya ibu kota negara akan dipindahkan ke Kalimantan.

 

“Untuk Indonesia, idealnya slot orbit berada di atas Kalimantan, apalagi dengan rencana pemerintah yang ingin memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan. Insha Allah katanya Kalimantan Timur,” kata Roy saat mengikuti Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019). Rapat membahas program 4000 BTS dan program Satelit Satria.

 

Namun politisi Partai Demokrat itu menyesalkan, slot orbit pada 113 derajat itu masih digunakan oleh satelit Palapa, yang notabene bukan lagi milik Indonesia. Hal ini terkait akuisisi operator telekomunikasi Indosat oleh negara lain, sebagai pemilik satelit Palapa. Di sisi lain, Roy menyebut bahwa slot orbit 146 derajat yang akan digunakan oleh Satelit Satria telah ditempati oleh Satelit N1 milik Pasifik Satelit Nusantara.

 

Roy juga mengingatkan, agar rencana slot orbit Satria ini tidak mengalami kendala seperti perpindahan tempat satelit atau menyewa tempat satelit seperti kasus satelit Artemis dan Avanti. “Jangan sampai di kemudian nanti, apa yang sudah kita dapat slot ini kemudian kita harus bergeser ke slot lain atau kita terus menyewa slot milik tempat lain seperti kasus Artemis atau Avanti yang dulu terjadi,” pesan legislator dapil D.I Yogyakarta itu.

 

Ia menuturkan, daripada menggunakan orbit 146 derajat yang sudah digunakan Satelit N1, ia menyarankan untuk merebut slot orbit 113 derajat yang dinilai ideal untuk satelit Satria. “Jangan sampai case slot ini yang sudah ada di 146 derajat Bujur Timur malah mau kita geser, padahal lifetime-nya masih lama. Mohon ini diperjuangkan. Dari pada menabrak, rebutan di slot 146 dengan N1, ya rebut kembali orbit kita yang sekarang masih dipakai Palapa,” pungkas Roy. (rfk/sf)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...