Mayoritas Fraksi Setuju Gedung Baru DPR
Hasil rapat konsultasi pimpinan DPR, BURT, dan Fraksi akhirnya memutuskan pembangunan gedung baru DPR dilanjutkan. "mayoritas Fraksi menyetujui pembangunan gedung yang tidak setuju yaitu Fraksi PAN dan Gerindra,"kata Wakil Ketua DPR Anis Matta saat konferensi pers gedung baru, Kamis, di gedung Nusantara II, (7/4).
Pada rapat konsultasi 19 Oktober 2010, lanjut Anis, semua fraksi menyetujui gedung baru sementara pada rapat konsultasi sekarang ada 2 fraksi menolaknya. "Alasan mayoritas menyetujui gedung baru karena semua kritikan masyarakat sudah di proses pada rapat konsultasi oktober tahun lalu, mulai dari efisiensi dan sebagainya,"paparnya.
Untuk efisiensi anggaran, terangnya, DPR akan mengkonsultasikan kembali dengan Kementerian PU. "Apabila masih mungkin efesiensi kita akan lakukan dengan PU jadi mereka yang memutuskan harga terakhirnya,"jelasnya.
Sementara Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan. rapat konsultasi pimpinan juga memutuskan bahwa persoalan gedung baru DPR tidak akan dibawa ke paripurna.
Menurut Marzuki, apa yang direncanakan didalam APBN harus mempertimbangkan berbagai aspek yang sifatnya urgent. "Kita menyadari adanya pertimbangan sarana pendukung dengan catatan mengedepankan efisiensi dan optimasi anggaran,"paparnya.
Dia menambahkan, sebagai penanggung jawab biaya harus menanyakan kepada Pekerjaan Umum (PU). " Apakah ruang ini diatas standar atau tidak, murah, mahal atau sangat mahal maupun optimal, itu semua merespons pidato Presiden mengenai pembangunan gedung,"jelasnya.
Menyoal statement yang menyatakan menolak gedung apabila ada Fraksi yang tidak setuju, Marzuki mengatakan, dirinya memang pernah menyampaikan hal tersebut secara resmi pada tanggal 19 oktober tahun lalu. "saya sampaikan karena memang tidak ada polemik saat itu di ranah publik, itu ada dokumennya semua fraksi menyetujui,"paparnya.
Bahkan, paparnya, Gerindra yang dahulu setuju juga mengakui sudah melihatnya, karena memang sudah berlanjut maka kalimat itu sudah tidak berlaku lagi.
Persoalan desain, jelas Marzuki, sudah ada dari tahun 2008 dengan perancang Yodya Karya. "Yang jelas kita ingin harga yang sebaiknya untuk bangsa dan negara,"terangnya. (si)