Pelatihan BLK Banyuwangi Harus Sesuai Kebutuhan Industri
Tim Kunspek Komisi IX DPR RI ke BLK dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene ke Banyuwangi, Jawa Timur. Foto : Sofyan/mr
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir terus menggenjot potensi pariwisatanya. Sektor pertanian dan perikanan pun tak kalah pentingnya bagi masyarakat Banyuwangi. Untuk itu, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari masyarakat Banyuwangi yang mumpuni guna memenuhi kebutuhan industri. Kehadiran Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi yang dibina Kementerian Ketenagakerjaan RI, diharapkan dapat menyelenggarakan pelatihan dan menghasilkan SDM yang sesuai kebutuhan industri.
“Potensi Banyuwangi bukan hanya pariwisata, juga dengan pengolahan hasil pertanian. Kami ingin agar BLK Banyuwangi ini melihat apa-apa yang perlu dibuat pelatihan. Dan betul-betul tidak sekedar pelatihan, tapi juga disalurkan kepada sektor pariwisata, maupun sektor pertanian. Kita harus buat pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama masyarakat Banyuwangi,” kata Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene saat memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR RI ke BLK Banyuwangi, Jatim, Jumat (22/11/2019).
Dalam rangkaian Kunspek ini, Komisi IX DPR RI menggelar pertemuan dengan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI, Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, dan Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kepala Dinas Tenaga Kerja Banyuwangi, Anggota DPRD Banyuwangi, Kepala BLK Banyuwangi, dan perwakilan serikat pekerja Banyuwangi.
Felly menambahkan, BLK Banyuwangi bukan hanya menyelenggarakan pelatihan kepada masyarakat Banyuwangi semata, namun juga harus melihat penyaluran SDM hasil pelatihan kepada industri dan pasar yang membutuhkan. Politisi Partai NasDem ini juga meminta kepada BLK Banyuwangi yang baru beroperasi sekitar dua bulan ini untuk bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi serta para pelaku industri di Banyuwangi, sehingga bisa maksimal dalam menghasilkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Sebagai BLK yang baru, tentu kami meminta kepada pengurus BLK untuk melihat sekeliling kita. Misalkan, kalau kita lihat Bali dekat dari sini (Banyuwangi). Kunjunganlah ke sana. BLK apa yang sudah ada di sana, misalnya pariwisata. Karena potensi di sini (Banyuwangi) kan pariwisata. Jadi kita lihat yang sudah ada. Kenapa harus malu kalau kita tiru yang sudah ada. Dan memang itu jadi kebutuhan masyarakat di Banyuwangi dan tentunya kebutuhan untuk wisatawan,” saran legislator dapil Sulawesi Utara itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menilai, dengan potensi pariwisata Banyuwangi yang sedang digalakkan dalam 10 tahun terakhir, hal ini harus ditangkap BLK Banyuwangi untuk menyiapkan kebutuhan tenaga kerja. Sebagai legislator dapil Jatim III yang juga meliputi Banyuwangi, ia tidak mau perkembangan pariwisata dan perhotelan yang luar biasa, tidak diimbangi oleh masyarakat yang punya skill dalam perhotelan. Ia menekankan pentingnya pelatihan perhotelan dan pariwisata dilakukan oleh BLK.
“Jangan sampai masyarakat Banyuwangi hanya sebagai penonton pada perkembangan pariwisata di Banyuwangi, tanpa bisa menikmati atau turut andil bagian sebagai tenaga kerja di sektor itu. Nah, ini yang saya pikir luar biasa. Karena Banyuwangi menjadi salah satu dari sekian daerah yang memiliki BLK yang dibina langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan. BLK Banyuwangi ini cukup besar. Dan oleh sebab itu masyarakat Banyuwangi harus memanfaatkan BLK ini,” pesan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Sebelumnya, Kepala BLK Banyuwangi Rusman mengatakan, BLK Banyuwangi memiliki empat kejuruan, yakni processing, garmen apparel, otomotif, serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Selama BLK Banyuwangi beroperasi, sudah menyelesaikan pelatihan kepada 256 peserta. Kunspek ini juga diikuti para Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, yakni Sri Rahayu (F-PDIP/Jatim VI), Emanuel Melkiades Laka Lena (F-PG/NTT II), dan Ansory Siregar (F-PKS/Sumut III).
Kemudian Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari (F-Gerindra/Jabar VII), Ratu Ngadu Bonu Wulla (F-NasDem/NTT II), Anggia Erma Rini (PKB/Jatim VI), Aliyah Mustika Ilham (F-PD/Sulsel I), Kurniasih Mufidayanti (F-PKS/DKI Jakarta II), Intan Fauzi (F-PAN/Jabar VI), dan Anas Thahir (F-PPP/Jatim III). Pertemuan dengan Pemkab Banyuwangi, Kepala BLK Banyuwangi dan mitra kerja terkait diakhiri dengan meninjau sarana dan prasarana BLK Banyuwangi. (sf)