Pertemuan Konsultasi Pemimpin Parlemen Negara G20 Dimulai

19-05-2011 / B.K.S.A.P.

 

Jamuan makan malam yang dipersembahkan Parlemen Korea Selatan (National Assembly of Republic of Korea) pada Rabu malam (18/5) yang berlangsung di Dynasty Hall, Hotel Shilla Seoul, menandakan dimulainya rangkaian acara G20 Seoul Speaker’s Consultation 2011 yang akan berlangsung hingga tanggal 20 Mei 2011.  Total 26 pemimpin parlemen dari 25 negara, termasuk 5 negara non-G20 dan perwakilan dari International Parliamentary Union (IPU) turut berpartisipasi pada pertemuan kali ini.

Pemimpin Parlemen Korea Selatan (National Assembly of Republic of Korea) pada HE. Mr. PARK Hee Tae dalam sambutannya mengatakan, Saat ini komunitas internasional meningkat menjadi saling terkoneksi satu sama lain. Parlemen satu Negara tidak akan mampu menyelesaikan banyak persoalan global. “Hanya koordinasi internasional dan usaha gabungan antar Negara, yang dapat membawa kita menyelesaikan berbagai persoalan bersama,” ungkapnya.  

Dengan motto “Safe World, Better Future,” pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan strategi untuk hubungan dan kolaborasi antar parlemen untuk perdamaian dan anti-terorisme (strategies for inter-parliamentary collaboration for world peace and anti-terrorism), pertemuan juga akan membahas metode-metode bagi Negara-negara berkembang berdasarkan pengalaman Negara-negara maju (methods for developing economies based on the experiences of advanced countries). Mereka juga akan mendiskusikan Kolaborasi pada kebijakan paska krisis finansial untuk pertumbuhan dan peran parlemen (collaboration on post-financial crisis policies toward balanced growth and the role of parliaments).

Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Hidayat Nurwahid mengungkapkan, pertemuan ini penting artinya bagi Indonesia. Forum seperti ini sangat bermanfaat bagi investasi, kerjasama pendanaan pinjaman luar negeri, dan yang lebih penting adalah dapat memberi kepercayaan diri bagi Indonesia untuk lebih maju.”Dunia luar saja mengakui, masak kita terus berkelahi di dalam negeri, kapan kita bisa maju?,” imbuhnya. Hidayat menambahkan, dua Negara tetangga kita Singapura dan Malaysia ingin masuk ke dalam G20 tetapi tidak bisa. “Indonesia bahkan diminta atau dilamar untuk masuk, mengingat pertumbuhan di tingkat global yang sangat baik, dan potensi untuk menjadi Negara maju,” ungkapnya. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan semua potensi itu untuk lebih konstruktif dan punya rasa percaya diri untuk maju. Hidayat menjelaskan, di samping bertukar pengalaman, forum ini juga bisa menyelesaikan berbagai persoalan antar Negara melalui forum lobi dan melalui pertemuan bilateral.

Mengapa pertemuan ini penting? Hidayat memaparkan, karena keputusan pemerintah terkait kerjasama G20 perlu persetujuan parlemen. Demikian pula sebaliknya, keputusan parlemen perlu dukungan eksekutif. Hidayat mengungkapkan, salah satu tujuan pertemuan ini adalah untuk memperkokoh demokrasi. “Demokrasi tidak mungkin tanpa adanya parlemen,” tegasnya. Jika demokrasi kuat, peran parlemen akan kuat, maka parlemen dapat melakukan control terhadap pemerintah agar efektif melaksanakan program-programnya. (Rn-Tvp)

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...