Kualitas Produk BUMNIS Dikritik

12-02-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Zuristyo Firmadata. Erman/Man

 

Buruknya kualitas produk dari Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) menjadi bahan kritik oleh Anggota Komisi VI DPR RI Zuristyo Firmadata. Ia mengungkapkan bahwa kurangnya inovasi dari para Direksi BUMNIS harus diperbaiki secara serius guna mengakomodasi visi Menteri Pertahanan yang menginginkan modernisasi alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

 

Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dengan direksi dari sembilan perusahaan BUMNIS di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020). Politisi Fraksi Partai NasDem ini menekankan bahwa kurangnya kreativitas dan kualitas sumber daya manusia di dalam perusahaan telah merusak inovasi dalam berkarya guna menghasilkan produk alutsista terbaik bagi negara.

 

“Produk-produk yang keluar dari perusahaan BUMN yang bapak kelola itu bangsa kita sendiri tidak memakainya. Artinya bapak-bapak ini kurang inovasi atau SDM-nya tidak mumpuni. Contoh PT. PAL, beberapa negara Asia sudah memakai kapal induk. Kita ada? Enggak ada kan! Bapak Prabowo sudah mengumandangkan bagaimana Negara Indonesia ini ingin menjadi Macan Asia. Kita ini negara maritim, semuanya laut, harusnya ada kapal induk,” tegas Zuristyo.

 

Politisi dapil Bangka Belitung ini mengaku sangat kecewa karena Indonesia memiliki banyak perusahaan dalam negeri yang memproduksi alat pertahanan namun tidak ada satupun memiliki kualitas yang jelas. Untuk itu ia meminta agar sebaiknya perusahaan-perusahaan BUMNIS berinvestasi dengan melakukan transfer teknologi dengan negara-negara yang memiliki industri strategis pertahanan yang baik untuk perbaikan kualitas produksi produk pertahanan. 

 

Selain itu ia juga menyatakan akan melakukan evaluasi mendalam ketika melakukan rapat kerja dengan Menteri BUMN untuk memastikan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Para Perusahaan BUMNIS ini sudah diisi oleh orang-orang yang tepat. Sebab menurutnya apabila Indonesia ingin memiliki industri pertahanan 4.0, maka harus tancap gas.

 

“Ini perlu dievaluasi. Kita harus bicara dengan Menteri BUMN evaluasi ini direksi dan komisarisnya. Apalagi disampaikan oleh teman-teman kita ada rangkap jabatan, kemudian menempatkan posisi yang tidak semestinya. Ini salah. Nanti rapat kerja dengan Menteri BUMN akan kita pertanyakan ini. Saya akan pertanyakan apakah orang itu sudah pas di posisinya? Karena tidak ada inovasi,” jelasnya.

 

Terakhir ia menegaskan bahwa permintaan para direksi BUMNIS terkait perbantuan pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) tidak menjadi masalah asalkan BUMNIS dapat sportif. Artinya DPR dapat membantu pencairan PMN namun BUMNIS harus mampu menciptakan produk-produk yang membanggakan Indonesia.

 

“Sehingga kalau negara-negara lain bisa membeli, kita menjadi bangga. Apalagi pemerintah kita sendiri merasa yakin bahwa mutu dari alat-alat yang diproduksi itu betul-betul sudah dapat dipergunakan untuk mempertahankan negara. Kita pasti sebisa mungkin kita bantu mereka. Ini namanya sportif,” tukasnya. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...