BUMN Karya Diminta ‘Quantum Leap’ Proyek Konstruksi
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus. Foto : Azka/mr
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus mendorong para BUMN Karya untuk membuat quantum leap di bidang teknologi konstruksi. Sebab, selama ini dalam mengeksekusi mega proyek konstruksi kerapkali sewa alat atau bahkan membelinya dengan cara impor. Tentu hal ini mengurangi efisiensi dari segala sisi pengerjaan proyek tersebut.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan para Direktur Utama BUMN Karya di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020). Menurut Deddy, BUMN Karya harus segera mempertimbangkan masa depan dengan lebih cermat sebab pesta konstruksi Indonesia nyaris selesai.
“Bagaimana ini kita bisa ada quantum leap (lompatan besar) dalam hal teknologi. Kita berharap kalau bisa sudah ada karya yang bangun seperti di China kemarin. (Pembangunan) Rumah sakit hanya dalam 8 hari. Nah kalau bicara backlog perumahan kita 12 juta per tahun, masa tidak bisa kita tutupi dengan seperti itu, karena nanti bicara volume. Kalau kita bisa bangun di satu tempat 50 ribu rumah dalam sekian bulan, saya kira bank juga akan tertarik untuk membiayai,” ujar Deddy.
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menjelaskan bahwa inovasi harus segera dilakukan guna memenuhi efisiensi pembangunan melalui cara-cara tersebut. Menurutnya apabila BUMN Karya ini berhasil ambil kesempatan untuk menciptakan sendiri peralatannya maka pembangunan yang dilakukan dalam hitungan hari seperti yang dilakukan Jepang dan China bukanlah sebuah impian semata.
“Kita tentu harus melakukan inovasi. Terutama ini kan hampir semuanya punya precast (beton pracetak) apakah ada inovasi baru yang lahir di kita baik dalam precast-nya maupun dalam peralatan konstruksi karena hampir seluruh mega project konstruksi kita ini masih sewa alat atau beli alat dari luar kebanyakan. Ini nilai impornya kan besar,” jelas legislator dapil Kalimantan Utara tersebut. (er/sf)