Pemerintah Perlu Ambil Langkah Revolusioner Lindungi Dokter dari Pandemi

01-09-2020 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati. Foto : Jaka/Man

 

Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah mengambil langkah revolusioner dan eksponensial agar dapat menekan jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang gugur. Hal ini dikatakannya menanggapi tingginya jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugas menangani pasien Covid-19.

 

Ia mengatakan, kehilangan  dokter dan tenaga kesehatan adalah kehilangan aset besar bangsa. Sementara, penambahan orang terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah dan sama sekali belum menunjukkan tren penurunan secara nasional sejak kasus pertama diumumkan awal Maret silam. Berdasarkan data dari Pandemic Talks menyebut Indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN) akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 223, yang berarti memiliki dampak kematian Nakes terburuk di dunia.

 

”Ini bukan ‘alarm kebakaran’ lagi, ini sudah ‘alarm tsunami’. Semua komponen bangsa harus bangun dari zona amannya, bahwa seolah kita tidak apa-apa, bahwa ekonomi jauh lebih penting dari kesehatan. Jangan lagi Pemerintah menyebut wafatnya nakes kita karena tidak disiplin. Adakah empati disana?" ujarnya dalam siaran pers, baru baru ini. 

 

Legislator Fraksi PKS itu  mengingatkan saat ini daya tampung rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 sudah penuh. Jakarta merilis per Jumat 28 Agustus 2020 kapasitas ruang isolasi dan ICU di RS rujukan sudah terisi 70 persen. "Dokter dan perawat terus berguguran dan kapasitas ruang perawatan Covid hampir penuh 100 persen. Bisa dibayangkan apa yang selanjutnya terjadi? Italia yang pada awalnya sangat tinggi korban Covid-19, saat sudah berangsur turun, tapi kita masih terus menanjak," terangnya. 

 

Media luar dan dunia internasional menempatkan penanganan Covid-19 di Indonesia dalam lima terburuk di dunia. Mufida mengingatkan, penilaian itu terkonfirmasi dengan data-data yang sudah ia paparkan sebelumnya terkait belum turunnya kurva kasus konfirmasi positif, rasio kematian tenaga kerja kesehatah yang termasuk tinggi di dunia dan mulai penuhnya kapasitas rumah sakit.

 

"Di sinilah jiwa kepemimpinan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan diuji. Apakah benar-benar seluruh jajaran melaksanakan semua arahan dan keberpihakannya terhadap pemulihan penyakit ini. Kami minta dengan segala hormat, Bapak Presiden Republik Indonesia melakukan langkah-langkah yang nyata untuk menyelamatkan nyawa anak bangsa," pungkasnya. (rnm/es)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...