PHRI Diminta Bantu Promosikan Kerajinan Baduy

01-08-2011 / KOMISI X

            Komisi X DPR RI meminta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan pelaku wisata lainnya di Provinsi Banten untuk membantu mempromosikan hasil kerajinan suku Baduy.

            Permintaan ini disampaikan Komisi X DPR saat melakukan kunjungan kerja di perkampungan suku Baduy Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rabu (27/7) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairul Azwar.

            “Kami Komisi X pun siap membantu pelaku usaha suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak dengan memasarkan produk aneka kerajinan Baduy di galeri-galeri yang ada di Jakarta untuk meningkatkan kemajuan produksi kerajinan suku Baduy,” kata Rully.

            Menurut dia, produk kerajinan suku Baduy cukup bagus karena dikerjakan secara tradisional juga menggunakan bahan alami dari hasil pertanian dan perkebunan. Selain itu juga memiliki nilai jual tinggi, namun mereka kesulitan untuk memasarkan produk tersebut.

Karena itu, katanya, pihaknya meminta pemerintah dapat memberikan bantuan berupa penguatan modal maupun peningkatan produksi. Saat ini, pelaku usaha Baduy dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) perlu mendapat dorongan untuk memasarkannya. "Saya sangat tertarik aneka kerajinan Baduy, karena bahan bakunya dibuat dari bahan alami," katanya.

Menurutnya, banyak kerajinan suku Baduy yang memiliki nilai jual di antaranya kain tenun, ikat kepala lomar, samping, golok, tas koja, minuman madu, dan pernak-pernik. Tapi dia berharap, hendaknya pengrajin Baduy terus berkreasi dan berkarya untuk mengembangkan usahanya, sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan.  "Saya yakin ke depan pelaku usaha Baduy bisa berkembang," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Lurah yang biasa disebut Djaro Desa Kanekes Dainah mengatakan, masyarakat Baduy selama ini menggantungkan hidupnya dari pertanian dan sebagai pengrajin.

“Kami masyarakat Baduy tidak ada pengangguran, tapi juga tidak ada yang kaya,” kata Dainah. Tapi walaupun tidak ada yang kaya, masyarakat Baduy tidak ada yang kelaparan, mereka tetap dapat makan sehari tiga kali dan hidup dengan aman, tertib dan cinta damai.

Dia mengapresiasi niat Komisi X DPR untuk membantu memasarkan hasil kerajinan masyarakat Baduy dan dia berharap dengan pemasaran yang lebih baik, pengrajin Baduy dapat lebih meningkatkan kehidupannya.

Hoeriyah, perajin Baduy Luar warga Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya memproduksi kain dan sarung menggunakan alat tradisional selama sepekan bisa diselesaikan dengan ukuran 1,5 x 2 meter.

"Kami menjual kain dan sarung antara Rp50.000 sampai Rp300.000. Itu juga tergantung kualitasnya," katanya. Ia mengaku selama ini seringkali mendapat pembinaan dan bantuan alat-alat produksi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak.

Pembinaan dan pelatihan itu, kata dia, tentu dapat meningkatkan kualitas produksi. "Kami bisa mengembangkan usaha kerajinan ini, berkat binaan pemerintah daerah, namun pemasaran masih kesulitan," katanya. (tt)

 

BERITA TERKAIT
Naturalisasi Tiga Pemain Disetujui Rapat Paripurna DPR, Hetifah: Langkah Besar untuk Timnas Indonesia
04-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Paripurna DPR RI menyetujui permohonan pemberian kewarganegaraan kepada Tim Henri Victor Geypens, Dion Wilhelmus Eddy Markx,...
Sampaikan Dua Catatan, Komisi X Setujui Naturalisasi Tim Geypens, Dion Markx dan Ole Romenij
03-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi X DPR RI memutuskan menyetujui rekomendasi pemberian kewarganegaraan RI terhadap tiga atlet sepak bola, yakni Tim...
Komisi X Akan Awasi Perubahan Sistem Penerimaan Murid Baru dari Zonasi ke Domisili
02-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan atas perubahan...
Komisi X Tinjau Sekolah Rusak di Ogan Ilir, Butuh Perbaikan Segera
01-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Ogan Ilir – Selain tingginya angka putus sekolah, kondisi sarana pendidikan yang mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat, menjadi...