Investasi Hulu Migas Turun Akibat Pandemi Covid-19

30-09-2020 / KOMISI VII
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ramson Siagian. Foto : Azka/Man

 

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ramson Siagian mengatakan, naik turunnya investasi hulu migas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu harga minyak mentah. Di saat seperti ini harga minyak mentah yang masih diliputi oleh suasana pandemi Covid-19 dan over supply, maka bisa dipastikan investasi hulu migas akan mengalami penurunan seperti yang terjadi pada tahun ini.

 

“Pada awalnya target investasi migas adalah sebesar 13,8 miliar dollar AS namun dikoreksi menjadi 11,6 miliar dollar AS. Investasi hulu migas diprediksikan akan recovery seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19 dan kenaikan harga minyak mentah. Dampak lanjutannya akan terjadi penurunan investasi hulu migas, penurunan produktivitas lifting, serta diperkirakan akan terjadi penundaan jadwal onstream proyek hulu migas,” ungkap Ramson saat rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan SKK Migas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2020).

 

Untuk itu Komisi VII DPR RI ingin memperoleh informasi dan penjelasan dari Kepala SKK Migas, diantaranya mengenai strategi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) agar tidak terjadi penurunan lifting atau produksi yang signifikan sesudah pengambilalihan blok-blok migas perusahaan asing yang sudah akan habis kontrak pada tahun 2020, 2021, dan 2022, sambung politisi Fraksi partai Gerindra itu.

 

“Komisi VII juga meminta penjelasan mengenai status pengembangan proyek Tangguh Train 3, serta mendapatkan informasi tentang bagaimana tindaklanjut usulan kebijakan SKK Migas dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan harga minyak yang relatif rendah,” tuturnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mempertanyakan, kalau mempertimbangkan seluruh komitmen yang harus dipasok dari Tangguh Train 3, berapa jumlah pasokan gas yang harus dipasok dari Tangguh 3 tersebut. “Ini penting, karena harus juga dilihat kapan kontrak-kontrak dari Tangguh 1 dan Tangguh 2 itu berakhir. Karena untuk membangun sebuah LNG Train ini biayanya sangatlah besar,” ujar Kardaya.

 

Sempat dikabarkan bahwa untuk mendorong percepatan pembangunan Train 3 Kilang LNG Tangguh maka akan dilakukan penambahan jumlah pekerja di lapangan. Pihak SKK Migas mengungkapkan, jumlah pekerja di Lapangan Tangguh akan ditambah menjadi 7.700 pekerja dari sebelumnya 6.300 orang. Langkah ini diambil setelah operator bisa menjaga Lapangan Tangguh bebas dari Covid-19, serta dianggap telah memiliki kesiapan tanggap darurat untuk menjaga kemajuan proyek.

 

Jumlah penambahan pekerja di lapangan tersebut rencananya akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk dapat mempercepat penyelesaian proyek yang sempat melambat karena adanya pandemi Covid-19. (dep,ip/es)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...