Komisi I Terima ‘Courtesy Call’ Dubes Iran
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid (tengah) menerima courtesy call Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad secara virtual di Gedung DPR RI, Senayan, Rabu (13/01/2020). Foto : Ist/Man
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menerima courtesy call Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad secara virtual di Gedung DPR RI, Senayan, Rabu (13/01/2020). Pertemuan via daring ini turut dihadiri Anggota Komisi I DPR RI Rachel Sayyidina Maryam (F-Gerindra) dan Farah Puteri Nahlia (F-PAN).
Dalam pertemuan tersebut, Komisi I DPR RI dan Dubes Iran saling bertukar pandangan tentang hubungan bilateral Indonesia-Iran yang telah terjalin selama 71 tahun. Meutya mengapresiasi kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara. Menurutnya, Iran memiliki hubungan erat dengan Indonesia di berbagai bidang.
Dirinya menyakini sebagai sesama negara Muslim hubungan bilateral semakin maju. "Dan ini harus ditingkatkan lebih di tahun-tahun mendatang. Apalagi di era pandemi, kerja sama global dan bilateral amat penting demi menanggulangi pandemi Covid-19," kata Meutya.
Politisi Fraksi Partai Golkar ini juga mengingatkan kerja sama pengadaan vaksin harus sejalan dengan mekanisme multilateralisme dan menjunjung tinggi solidaritas internasional untuk menghentikan laju pandemi Covid-19.
Dubes Azad juga mengapresiasi peran Indonesia dalam forum internasional, termasuk di Dewan Keamanan PBB yang mengedepankan prinsip-prinsip multilateralisme dalam tatanan global. Perluasan hubungan dan kemitraan dengan Indonesia menjadi prioritas bagi Iran di tengah perkembangan unilateralisme.
Dalam kesempatan itu, Dubes Azad menyampaikan duka cita yang mendalam atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dubes Azad juga menyampaikan undangan webinar yang diinisiasi Parlemen Iran dengan tema “Supporting Palestine and the Legitimate Rights of Palestinians on the Occasion of Gaza Day”.
Terkait undangan Dubes Azad, Meutya memastikan Komisi I DPR RI akan mengirimkan perwakilan pada webinar yang akan dihelat pada 18 Januari mendatang. Menurutnya, webinar ini penting untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan hak-hak orang Palestina.
Kedua pihak menyepakati bahwa webinar akan dijadikan ajang pencarian solusi mewujudkan Palestina merdeka yang menjadi perhatian kedua negara. "Indonesia berkomitmen terhadap kemerdekaan Palestina karena ini adalah salah satu prioritas kebijakan politik luar negeri Indonesia," pungkas Meutya. (ann/sf)